BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Gerakan
penting Muhammadiyah mulai dari gerakan amal usaha di bidang pendidikan,
kesehatan, sosial dan dakwah terus dikembangkan. Di bidang pendidikan, secara
kuantitatif jumlah sekolah atau lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah
luar biasa banyaknya. Tidak ada organisasi lain yang memiliki sebanyak prestasi
kuantitatif tersebut.
Lembaga
pendidikan Muhammadiyah adalah fungsi perkaderan, karena dalam sejarahnya
sekolah atau lembaga pendidikan yang sejak awal dirintis oleh KH Ahmad Dahlan,
selain untuk mencerdaskan anak-anak bangsa juga didesain untuk mencetak
kader-kader Muhammadiyah. Meskipun demikian, dari sekian ribu lembaga
pendidikan dan amal usaha tersebut harus diakui masih memerlukan kerja keras
agar dapat terkalola dengan baik dan menjadi lembaga amal usaha yang unggul
atau bermutu. Tujuan awal didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan adalah
sebagai mediator pembelajaran agama Islam kepada masyarakat. Tantangan memikirkan dan mengatasi nasib bangsa yang
kian terpuruk menjadi agenda yang lebih utama. Krisis yang melanda bangsa
Indonesia, situasi politik yang belum stabil, melonjaknya harga kebutuhan
pokok, gizi buruk, bencana alam dimana-mana, pengangguran dan kejahatan serta
kerusuhan di berbagai daerah dalam berbagai bentuk di tanah air menjadi
tantangan dan harus diatasi segera dengan serius. Oleh sebab itu melalui Milad
satu abad tersebut seyogyanya semakin kuat berpikir, berzikir dan bekerja keras
agar krisis tersebut segera teratasi. Kemudian tanpa menjadi partai politikpun maka pemikiran dan
ijtihad Muhammadiyah tetap di dambakan oleh ummat, bangsa dan negara, dan
justru gerakan inilah yang membuat Muhammadiyah tetap eksis dan survive. Dengan
kelenturan Muhammadiyah yang membungkus ketegasan dan kecerdasan membuat banyak
orang terpikat dengan Muhammadiyah sehingga tidak mudah goyah dan tergoda
dengan aroma kekuasaan. Selain itu karena Muhammadiyah memiliki juga gerakan
yang disebut dengan istilah “tajdid”. Tajdid bagi Muhammadiyah memiliki dua
sisi, dalam bidang keagamaan yang bersifat ta’abbudi tajdid bermakna pemurnian.
Sedangkan dalam bidang muamalah duniawiyah, yang bersifat ta’aqquli, tajdid
bermakna pembaharuan, modernisasi dan sejenisnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiamanakah
sejarah dan organisasi Muhammadiyah?
2. Pengertian
organisasi ortom
Muhammadiyah?
3. Apa
saja jenis organisasi ortom
dalam persyarikatan Muhammadiyah?
4. Apa saja amal usaha Muhammadiyah di Parepare?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
sejarah dan organisasi Muhammadiyah.
2.
Untuk mengetahui
pengertian organisasi ortonom Muhammadiyah.
3. Untuk mengetahui jenis organisasi ortom dalam
perseyarikatan Muhammadiyah.
4. Untuk mengetahui amal usaha Muhammadiyah di Parepare.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
dan
Organisasi Muhammadiyah
1.
Sejarah Muhammadiyah
Organisasi
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung
Kauman Yogyakartapada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Beliau adalah pegawai
kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh
dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an
dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya
ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat
ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman
dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga
dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke
luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka
didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh
pelosok tanah air. Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada
laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum
pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran
untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang
telah dewasa.
KH. Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun
1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan
rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, pemimpin muhammadiyah dipegang oleh KH
Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934. Rapat tahunan
itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di
kemudian hari berubah menjadi muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini
menjadi muktamar 5 tahunan.
2.
Organisasi Muhammadiyah
Persyarikatan
Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan
ajaran Islam yang menurut anggapannya,banyak dipengaruhi hal-hal mistik.
Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa
pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam
pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School
Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah
(sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat
di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus
Perempuan, di Suronatan Yogyakarta). Beliau memilih " Muhammadiyah"
sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena memang beliau mengidolakan tokoh
pembaharu dari Mesir bernama Muhammad Abduh.Jadi nama "Muhammadiyah"
sebetulnya nisbat pada Muhammad Abduh, seorang cendekia dari Mesir, penulis
Majalah Al-Manar. Banyak pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh yg menginspirasi
K.H. Achmad Dahlan. Pada masa kepemimpinan beliau(1912-1923), pengaruh
Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah
Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di
kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan
membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang
relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera
Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938,
Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
B.
Organisasi Otonom
Muhammadiyah
1. Organisasi
Otonom
a.
Gambaran Umum
Organisasi Otonom Muhammadiyah
ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang
dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah
tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam
bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan Muhammadiyah.
b.
Struktur dan Kedudukan
Organisasi Otonom (Ortom)
Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga
sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah,
mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat
kecamatan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah.
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di
lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
1.
Mempunyai
fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Mampunyai
Potensi dan ruang lingkup nasional
3.
Merupakan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah
Pembentukan
Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan
Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah
adalah sebagai berikut:
1.
Efisiensi
dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Pengembangan
Persyarikatan Muhammadiyah
3.
Dinamika
Persyarikatan Muhammadiyah
4.
Kaderisasi
Persyarikatan Muhammadiyah
c.
Hak dan Kewajiban
Dalam kedudukannya sebagai
organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri,
Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah
ialah sebagai berikut :
1.
Melaksanakan
Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2.
Menjaga
nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3.
Membina
anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah yamg
baik
4.
Membina
hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5.
Melaporkan
kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
6.
Menyalurkan
anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha
Persyarikatan Muhammadiyah
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom Muhammadiyah
ialah sebgai berikut :
1.
Mengelola
urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan
organisasi otonomnya.
2.
Berhubungan
dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah.
3.
Memberi
saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri.
4.
Mengusahakan
dan mengelola keuangan sendiri.
d.
Pembentukan Ortom
Muhammadiyah
Ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah
(Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan
dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan
pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
a.
Efisiensi
dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
b.
Pengembangan
Persyarikatan Muhammadiyah
c.
Dinamika
Persyarikatan Muhammadiyah
d.
Kaderisasi
Persyarikatan Muhammadiyah
e.
Tugas dan Fungsi
1.
Fungsi
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
Majelis Tingkat Pusat sampai tingkat cabang berfungsi sebagai pelaksana program bidang tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
a)
Pembinaan
Ideologi Muhammadiyah
b)
Perencanaan,
pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan pengawasan program dan
kegiatan
c)
Peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga professional
d)
Penelitian
dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus
e)
Penyampaian
masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai
bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus
2.
Tugas
Majelis
Tingkat Pusat sampai tingkat cabang bertugas melaksanakan program bidang
tabligh dan dakwah khusus sesuai kebijakan Persyarikatan meliputi:
a)
Pembinaan
Ideologi Muhammadiyah.
b)
Perencanaan,
pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasian dan pengawasan program dan
kegiatan.
c)
Peningkatan
kualitas dan kuantitas tenaga professional.
d)
Penelitian
dan pengembangan bidang tabligh dan dakwah khusus.
e)
Penyampaian
masukan kepada Pimpinan Persyarikatansebagai bahan pertimbangan dalam penetapan
kebijakan bidang tabligh dan dakwah khusus.
C.
Jenis
Organisasi Ortom dalam Persyarikatan
Muhammadiyah
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik
dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah
yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1.
Aisyiyah
Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan
Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar,
yang berazaskan Islam serta bersumber pada Al-Quran dan Assunnah.
·
Visi
ideal
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
·
Misi
Misi Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal
usaha, program dan kegiatan meliputi:
a)
Menanamkan
keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta
menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
b)
Meningkatkan
harkat dan martabat kaum wanita sesuai dengan ajaran Islam.
c)
Meningkatkan
kualitas dan kuantitas pengkaian terhadap ajaran Islam.
d)
Memperteguh
iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
e)
Meningkatkan
semangat ibadah, jihad zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, serta membangun
dan memelihara tempat ibadah, dan amal usaha yang lain.
f)
Membina
AMM Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah.
g)
Meningkatkan
pendidikan, mengembangkan kebudayaan, mempertuas ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menggairahkan penelitian.
h)
Memajukan
perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
i)
Meningkatkan
dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial,
kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan
hidup
j)
Meningkatkan
dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta memupuk semangat
kesatuan dan persatuan bangsa.
k)
Meningkatkan
komunikasi,ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam
dan luar negeri.
l)
Usaha-usaha
lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.
2.
Pemuda Muhammadiyah
·
Prinsip
Dasar Organisasi
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom di
lingkungan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi
mungkar di kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan
Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk
menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan
perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.
·
Pencapaian
maksud dan tujuan tersebutdilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
a)
Meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala.
b)
Memperdalam
ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan serta
mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
c)
Memperdalam
dan meningkatkan pemahaman Agama Islam.
d)
Menyelenggarakan
dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
e)
Mengadakan
dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
f)
Meningkatkan
fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat
Islam, dan kader bangsa.
g)
Memasyarakatkan
dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
h)
Menumbuhkan
dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
i)
Menggembirakan
beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah
Islamiyah.
j)
Usaha-usaha
lain yang tidak menyalahi tujuan.
c. Nasyiyatul
Aisyiyah
·
Program
Nasylatul Aisylyah
arah dan kebljakan bidang program
Kebijakan NA (2008-2012) diarahkan pada:
"Pemantapan dan pengembangan sistem organisasi yang efektif dan
peningkatan capacity building kader Nasyiah dalam menggerakkan aksi-aksi pendampingan
terhadap permasalahan perempuan dan anak." Sebagai tolak ukur bahwa arah
periode ini tepat sasaran, maka disusunlah beberapa indikator capaian tahapan
sebagai berikut:
a)
Terbentuknya
kader Nasyiatul Aisyiyah yang memiliki ketrampilan utama (core skill) dan
kemampuan (capability) sebagai agen peru bahan datam berdakwah dan
bermasyarakat.
b)
Terwujudnya
sistem organisasi yang efektif dan sustainable dari aspek manajemen dan
administrasi, kepemimpinan, pendanaan, komunikasi, serta pengelolaan program dan
evaluasinya.
c)
Menguatnya
peran advokasi non-litigasi Nasyiah metalui gerakan aksi pemberdayaanperempuan
dan anak.
Kebijakan ini diterjemahkan dalam
bidang-bidang garap program Nasyiah. Bidang program merupakan bidang
garapan/gerak program- program Nasyiatul Aisyiyah yang mengacu pada AD/ART
pasal 2, bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader
Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam, yang bergerak di bidang
keperempuanan, kemasyarakatan, dan keagamaan. Karenanya bidang garap NA adalah
bidang keorganisasian, bidang keislaman, bidang kaderisasi, dan bidang
kemasyarakatan.
d. Ikatan
Pelajar Muhammadiyah
·
Strategi
Gerakan Kritis Transformatif
Strategi perjuangan merupakan cara
praktis bagi IPM untuk melakukan gerakan-gerakan riil yang sesuai dengan
basisnya. Harapannya, strategi gerakan ini menjadi pintu pembuka agar
nilai-nilai yang ada dalam IPM bisa segera dijalankan oleh para pelajar di
tingkat sekolah. Dengan strategi ini, IPM bisa menanamkan nilai-nilai
perjuangannya kepada parakaderdan anggotanya.
1. Strategi Gerakan Kader
2. Strategi Gerakan Intelektual
3.StrategiGerakan Budaya
4. Strategi Gerakan Kewirausahaan
5. Strategi Gerakan Kemasyarakatan
6. strategi gerajan keislaman
e. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
·
Prinsip
Dasar Organisasi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan
mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan
kemahasiswaan. Tujuan IMM adatah mengusahakan terbentuknyaakademisi Islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Dalam mencapai tujuan tersebut,
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah melakukan beberapa upaya
strategis sebagai berikut :
1.
Membina
para anggota menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat,
2.
dan
kader bangsa, yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
3.
Membina
para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi,
dan mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan
ketaqwaannya dan pengabdiannya kepada Allah SWT.
4.
Membantu
para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan
kepentingannya.
5.
Mempergiat,
mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi
munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
6.
Segala
usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan
segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.
f. Tapak
Suci Putra Muhammadiyah
·
Struktur
Organisasi Tapak Suci
Susunan organisasi Tapak Suci dibuat secara
berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan
Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat Tapak Suci adatah pimpinan tertinggi yang
melaksanakan kepemimpinan dan bertanggung jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan
Wilayah Tapak Suci berkedudukan di ibu kota propinsi/daerah tingkat I,
bertindak sebagai Pimpinan Wilayah sekaligus Komisaris Pimpinan Pusat yang
melaksanakan koordinasi administrasi dan operasional daerah.
Pimpinan Daerah Tapak Suci berkedudukan di setiap
kabupaten/kota administrasi sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara
operasional. Untuk melancarkan tugas operasional, Pimpinan Daerah
dapat mendirikan cabang Tapak Suci di daerahnya. Pimpinan Pusat juga
dapat membentuk Perwakilan Wilayah di luar negeri sebagai pelaksana
administrasi dan bertindak secara operasional.Keanggotaan Tapak Suci terdiri
dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan
g. Hizbul
Wathan
·
Struktur
Organisasi Hizbul Wathan
Susunan organisasi Hizbut Wathan dibuat
secara berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah,
Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan
wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan
kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah/Kota adalah kesatuan
kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah/kota. Sedangkan Kwartir
Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).
h. KOKAM
(Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah)
KOKAM adalah Komando
Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah, yang betugas mengamankan setiap evenyang
diselenggarakan oleh muhammadiyah baik ditingkat ranting, daerah bahkan wilayah
pusat. Peran kokam dalam tugaskeamanan ternyatatidak hanya dalam lingkup
Muhammadiyah saja akan tetapi bersama dengan unsur keamanan lain telah diberi
kepercayaan untuk ambil peran di dalamnya.
D. Amal Usaha Muhammaiyah Di Parepare
a.
Pendidikan
Dasar Dan Menengah Muhammadiyah
No
|
Nama Satuan Pendidikan
|
Alamat
|
Kelurahan
|
Status
|
1
|
SD MUHAMMADIYAH 1
PAREPARE
|
Jl Lasinrang Gang 35/14
|
Kampung pisang
|
SWA
STA
|
2
|
SD MUHAMMADIYAH 2
PAREPARE
|
Jl. Jend. M Yusuf
|
Lapadde
|
SWA
STA
|
3
|
SD MUHAMMADIYAH 3
PAREPARE
|
Jl. Andi Mallarangeng No. 4
|
Ujung Bulu
|
SWA
STA
|
4
|
SMP MUHAMMADIYAH PAREPARE
|
Jl. Muhammadiyah No. 8
|
Ujung Lare
|
SWA
STA
|
5
|
SMA MUHAMMADIYAH PAREPARE
|
Jl. Muhammadiyah No. 8
|
Ujung Lare
|
SWA
STA
|
6
|
SMK MUHAMMADIYAH
PAREPARE
|
Jl. Muhammadiyah No. 8
|
Ujung Lare
|
SWA
STA
|
b.
Masjid
Binaan Muhammadiyah
Tempat Ibadah Dalam Wilayah Sulawesi Selatan
1)
Masjid = 250 buah
2)
Mushollah = 22 buah
c.
Amal
Usaha Yang Dikelolah Aisyiah
1)
TK
Aisyiyah
2)
Panti
Asuhan Abadi
Data
amal usaha Muhammadiyah Sulawesi Selatan bidang sosial
Panti
Asuhan Anak Yatim =
24 buah
Panti
Asuhan Jompo = 1 buah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melihat
pembahasan tentang Muhammadiyah, maka kita dapati bahwasannya organisasi ini
bergerak dalam banyak bidang untuk kegiatan da’wah. Sehingga pada realitanya
organisasi ini bisa berpengaruh besar dan tetap eksis di kalangan masyarakat
Indonesia.
Muhammadiyah adalah
sebuah organisasi Islam yang besar
di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama
Muhammadiyah yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat
umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah
untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam
sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
B. Saran
Sebagai makhluk yang beragama khususnya bagi kita
yang beragamaIslam sudah sepantasnyalah kita lebih mengenal dan memahami
tentang Organiisasi Muhammadiyah, karena Organisasi Muhammadiyah menagajarkan
Islam yang murni dan memurnikan segala bentuk penyimpangan agama, selain itu
ada beberapa amal usaha dan organisasi otonom Muhammadiyah yang patut kita ketahaui
pula.
DAFTAR PUSTAKA
Bahar,
Nasril ,2008. Pedoman Hidup Islami warga Muhammadiyah.
Jakarta: Suara Muhammadiyah
Harun,
Lukman. 1990. Muhammadiyah dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional. Jakarta: Matraprint Edy
Soeratno,Siti Chamamah .2009.
Muhammadiyah sebagai gerakan Seni dan
budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Hamid,Suandi.2005.Profesionalisme dan Akuntanbilitas Amal Usaha Muhammadiyah.Jakarta: LPTP PP Muhammadiyah
ijin share yah kak makasih
ReplyDeletebeda tepung kanji dan maizena