BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan atau sesuatu yang dapat menghambat seseorang dalam
mencapai tujuannya. Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Masalah dapat
muncul di mana saja, tak terkecuali dalam belajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik.
Ada siswa belajar dengan giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar
setengah hati. Bahkan ada siswa yang tidak belajar. Dilihat dari hal-hal
tersesbut dapat ditemukan adanya masalah-masalah belajar yang dialami oleh
siswa.
Seorang guru yang profesional harus
mampu menemukan masalah yang dihadapi oleh siswanya dan memberikan solusi atau jalan
keluar baik berupa dorongan, motivasi atau nasehat-nasehat yang dapat membantu
siswa menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar tidak berlarut-larut
mengganggu proses belajarnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana faktor-faaktor intern yang dapat menyebabkan
masalah belajar bagi siswa?
2.
Bagaimana faktor-faktor ekstern yang
dapat menyebabkan masalah belajar bagi siswa?
3.
Bagaimana cara menentukan
masalah-masalah belajar?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui faktor-faaktor
intern yang dapat menyebabkan masalah belajar bagi siswa.
2.
Untuk mengetahui faktor-faaktor
ekstern yang dapat menyebabkan masalah belajar bagi siswa.
3.
Untuk mengetahui cara menentukan
masalah-masalah belajar.
D. Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui faktor-faaktor
intern yang dapat menyebabkan masalah belajar bagi siswa.
2.
Untuk mengetahui faktor-faaktor
ekstern yang dapat menyebabkan masalah belajar bagi siswa.
3. Untuk
mengetahui cara menentukan masalah-masalah belajar.
BAB
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor
Intern Belajar
Dalam interaksi
belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh seorang
siswa merupakan kunci keberhasialan belajar.
Aktifitas
mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada
jenis dan sifat bahan. Lama waktu untuk mempelajari tergantung
pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses
belajar memakan waktu yang lama. Sebaliknya,
jika
bahan belajar mudah, dan
siswa berkemampuan tinggi, maka
proses belajar memakan waktu singkat. Aktifitas belajar dialami oleh siswa
sebagai suatu proses yaitu proses belajar sesuatu.
Pada kegiatan belajar
dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu
siswa dan guru. Dalam kegiatan belajar, siswalah yang memegang perang
penting. Dalam
proses tahap penting, yaitu:
a. Sebelum
belajar. hal yang berpengaruh pada belajar,
menurut biggs & telfer dan winkel, adalah ciri khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar.
b. Proses
belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sendiri.
Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi,
mengolah, menyimpan, menggali, dan ujuk berprestasi.
c. Sesudah
belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar. Secara wajar diharapkan
agar hasil belajar menjadi lebih baik, bila dibandingkan dengan keadaan sebelum
belajar.
d. Proses
belajar, merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman lain.
Proses belajar ini tertuju pada bahan belajar dan sumber belajar yang
diprogramkan guru.
e. Proses
belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut,dapat diamati oleh guru
dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa. Guru adalah
pendidikan yang membelajarkan siswa.
f. Perorganisasian
belajar.
g. Penyajian
bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu.
h. Melakukan
evaluasi hasil belajar.
Proses belajar merupakan hal yang
kompleks.siswalah yang menentukan tejadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak
belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi
masalahnya, maka
ia tidak belajar dengan baik.
Faktor intern yang dialami dan dihayati
oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar yaitu:
1. Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan
memberiakan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan
penilaian, adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
menerim, menolak, atau mengabaikan.
2.
Motivasi
Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan
mental yang mendorong terjadinya proses belajar.oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.agar siswa memiliki motivasi
belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang
menggembirakan.
3.
Konsentrasi
Belajar
Konsentrasi belajar
merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk memperkuat
perhatian pada pembelajaran, guru
perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar
serta selingan istirahat.
4.
Mengolah
Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan
kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi
bermakna bagi siswa.isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan,
nilai agama, nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.
5.
Menyimpan
Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar
merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek
berarti hasil belajar cepat dilupakan,
kemampuan
menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.
Cara melukiskan proses belajar sebagai
berikut:
a) Proses
penerimaan merupakan kegiatan siswa melakukan pemusatan perhatian, menyeleksi, dan memberi kode terhadap hal yang
dipelajari.
b) Proses
pengaktifan merupakan kegiatan siswa untuk menguatkan pesan baru, membangkitkan pesan dan pengalaman
lama.
c) Proses
pengolahan merupakan proses belajar.
Dalam
tahap ini siswa menggunakan kesadaran penuh.
Ia memikirkan tugas, berlatih, menarik kesimpulan, dan unjuk belajar.
d) Proses
penyimpanan merupakan saat memperkuat hasil beajar. Pebelajaran menggunakan berbagai teknik belajar
agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan
dan keterampilan jangka panjang.
e) Proses
pemanggilan di mana pesan atau kesan lama diaktifkan kembali.
6.
Menggali
Hasil Belajar yang Tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
mengaktifkan pesan yang telah diterimah.
7.
Kemampuan
Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk
hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Dalam belajar pada ranah kognitif
ada gejala lupa. Lupa merukan peristiwa biasa,
meskipun
demikian dapat dikurangi. Lupa pada ranah kognitif umumnya
berlawanan dengan mengingat. Pesan yang dilupakan belum tentu berarti “hilang”
dari ingatan.kadang kala siswa memerlukan waktu untuk “membangkitkan” kembali
pesan yang “Terlupakan”.
Cara melukiskan suatu proses belajar
yang memungkinkan terjadinya lupa yaitu:
a) Pembelajar
melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar.
Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun
karena lelah atau memang lemah. Akibatnya ada bahan ajar yang keluar dan tak
terterimah.
b) Pebelajar
mengolah bahan ajar yang terterima.
c) Apa
yang terolah akan disimpan,tetapi ada bagian yang keluar.
d) Dalam
menghadapi tugas-tugas belajar lanjut,maka siswa akan menggali pengetahuan dan
pengalaman belajar yang tersimpan.
e) Pebelajar
menggunakan pesan-pesan yang dipelajari untuk berprestasi.
8.
Rasa
Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari
keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa
percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dan lingkungan. Dalam proses
belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan
diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa.makin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka
semakin memperoleh pengakuan umum,
dan
selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
begitupun
sebaliknya.
9.
Intelegensi
dan Keberhasilan Belajar
Menurut wechler (monks &
knoers, Siti Rahayu Haditono) inteligensi adalah suatu kecakapan global atau
rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secar terarah, berfikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut, menjadi aktual bila siswa
memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10. Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.
kebiasaan
belajar tersebut antara lain berupa:
a) Belajar
pada akhir semester
b) Belajar
tidak teratur
c) Menyia-nyiakan
kesempatan belajar
d) Bersekolah
hanya untuk bergensi
e) Datang
terlambat bergaya bermimpi
f) Bergaya
jantan separti merokok,sok menggurui teman lain dan
g) Bergaya
minta”belas kasihan” tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di
sekolah yang ada di kota besar,kota kecil,dan pelosok tanah air.
11. Cita-Cita Siswa
Cita-cita merupakan motivasi
intrinsik.tetapi adakalahnya” gambar yang jelas” tentang tokoh teladan bagi
siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. Sebagai
ilustrasi, siswa ikut-ikutan berkelahi,
merokok
sebagai tanda jantan, atau berbuat “jagoan” dengan melawan aturan. Dengan
perilaku tersebut, siswa beranggapan bahwa ia telah “menempuh” perjalanan
mencapai cita-cita untuk terkenal di lingkungan siswa sekota.
B.
Faktor-Faktor
Ekstern Belajar
Proses belajar didorong
oleh motivasi intrinsik siswa. disamping
itu proses belajar juga dapat terjadi,
atau
menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain
aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan
baik. Program pembelajar sebagai rekayasa
pendidikan guru disekolah merupakan faktor ekstern belajar.Faktor-faktor
ekstern tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Guru
sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru
adalah pelajar yang mendidik.Guru mengajar siswa adalah seorang pribadi yang
timbul menjadi penyandang profesi guru badang studi tertentu. Sebagai seorang
pribadi juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang
mengembangkan keutuhan pribadi, ia
juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai
manusia.
Guru juga menumbuhkan diri secara
profesional. Ia bekerja dan bertugas mempelajari profesi guru sepanjang hayat. hal-hal yang dipelajari oleh guru
yaitu:
a) Memiliki
integritas moral kepribadian
b) Memiliki
integritas intelektual beriorientasi kebenaran
c) Memiliki
integritas religus dalm konteks pergaulan dalam masyarakat mejemuk
d) Mempertinggi
mutu keahlian bidang studi sesuai dengan kemmampuan ilmu pengetahuan,teknologi,dan
seni.
e) Memahami,menghayati
dan mengamalkan etika profesi guru
f) Bergabung
dengan asosiasi profesi,serta
g) Mengakui
dan menghormati martabat siswa sebagai klien guru.
2.
Prasarana
dan Sarana Pembelajaran
Prasarana
pembelajaran meliputi gedung sekolah,ruang belajar, lapangan olah raga,ruang
ibadah,ruang kesenian,dan peralatan olah raga.sarana pembelajaran meliputi buku
pelajaran,buku bacaan,alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai
media pengajaran yang lain.
Prasarana dan sarana proses belajar
adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan dengan uang
pemerintah dan masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah
sisawa belajar.
Peran Guru adalah sebagai berikut:
1. Memelihara,
mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
2. Memelihara
dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasialan siswa
belajar dan
3. Mengorganisasi
belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sasaran secara tepat guna.
Peran siswa adalah sebagai berikut:
a) Ikut
serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik.
b) Ikut
serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana secara tepat
guna,dan
c) Menghormati
sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi
muda bangsa.
3.
Kebijakan
Penilaian
Hasil belajar merupakan proses belajar.
Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa.hasil belajar juga merupakan hasil
proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran. Pelaku
aktif pembelajaran adalah guru dengan demikian,hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “
tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
pra-belajar.” Tingkat perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan
pembelajaran.dan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya
bahan pembelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran
4.
Lingkungan
Sosial Siswa di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah membentuk suatu
lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa.dalam
lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peradaban
tertentu.sebagai ilustrasi,seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus kelas,
sebagai ketua kelas,sebagai ketua OSIS di sekolahnya, sebagai pengurus OSIS di
sekolah-sekolah di kotanya, tingkat provinsi atau tingkat nasional.
Pengaruh lingkungan
sosial tersebut berupa hal-hal berikut:
a) Pengaruh
kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak
siswa, yang akan berakibat memperkuat atau
memperlemah konsentrasi belajar.
b) Lingkungan
sosial mewujud dalam suasana akrab,gembira,rukun dan damai; sebaliknya, mewujud dalam suasana perselisihan, bersaing, salah-menyalahkan dan cerai berai.
c) Lingkungan
sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat
belajar kelas.
5.
Kurikulum
Sekolah
Program pembelajaran di sekolah
mendasarkan diri pada suatu kurikulum.kurikulum yang diberlakukan sekolah
adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah,atau suatu kurikulum
yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan.kurikulum sekolah tersebut berisi
tujuan pendidikan,isi pendidikan,kegiatan belajar-mengajar dan evaluasi.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah.
Masalah-masalah itu adalah:
a) Tujuan
yang akan dicapai mungkin berubah.bila tujuan berubah, berarti pokok
bahasan,kegiatan belajar-mengajardan evaluasi akan
berubah.sekurang-kurangnya,kegiatan belajar perlu diubah.
b) Isi
pendididkan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran,buku bacaan dan sumber yang
lain akan berubah.
c) Kegiatan
belajar-mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode, teknik dan pendekatan mengajar yang
baru.
d) Evaluasi
berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar
yang baru.
C.
Cara
Menentukan Masalah-Masalah Belajar
Program pembelajaran merupakan hal
yang kompleks. Ke kompleksan itu terentang dari:
a) Konstruksi
kurikulum dan pemberlakuan kurikulum sekolah.
b) Tugas
guru menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pembelajaran; dalam
pelaksanaan pembelajaran guru memilih media dan sumber belajar, serta strategi mengajar yang sesuai
dengan kurikulum.
c) Peran
siswa yang sesuai kurikulum yang berlaku.
Belajar di sekolah terkait dengan
beberapa hal. Dalam bertindak belajar,
siswa
berhubungan dengan guru, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan dan
pengalaman, dan tata cara evaluasi belajar. Di samping itu, siswa secara intern menghadapi
disiplin, kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri.
1.
Pengamatan
Perilaku Belajar
Guru selaku pembelajar bertindak
membelajarkan,dengan mengajar. Guru selaku pengamat,melakukan pengamatan
terhadap perilaku siswa.dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai siswa
atau teman belajarnya.jadi ada perbedaan peran guru, yaitu peran membelajarkan
dan peran pengamat untuk menemukan masalah-masalah belajar.bila masalah siswa
ditemukan,maka sebagai pendidik, guru berusaha membantu memecahkan msalah
belajar.
Peran pengamatan
perilaku belajar dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun
rencana pengamatan,seperti tindak belajar berkelompok atau belajar sendiri,atau
yang lain.
b. Memilih
siapa yang akan diamati,meliputi beberapa orang siswa.
c. Menentukan
berapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua,tiga atau empat bulan.
d. Menentukan
hal-hal yang akan diamati,seperti cara siswa membaca,cara menggunakan media
belajar,prosedur,dan cara proses belajar sesuatu.
e. Mencatat
hal-hal yang diamati.
f. Menafsirkan
hasil pengamatan. Untuk memperoleh informasi tentang pengamatan perilaku
belajar tersebut, bila
perlu guru melakukan wawancara pada siswa tertentu, untuk mempermudah
pengamatan, pada
tempatnya guru menggunakan lembar pengamatan perilaku belajar.
2.
Analisis
Hasil Belajar
Analisis
hasil belajar siswa merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada tempatnya dikuasai
dan dikerjakan oleh guru.dalam melakukan analisis hasil belajar pada tempat
guru melakukan langkah-langkah berikut:
a. Merencanakan
analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instuksional
b. Merencanakan
jenis-jenis pekerjaan siswa yang dipandan sebagai hasil belajar.sebagai
ilustarasi,hasil ujian atau pokok bahasan mana yang dijadikan kajian
c. Merencanakan
jenis-jenis ujian dan alat evaluasi; kemudian menganalisis kepantasan jenis
ujian dan alat evaluasi tersebut.
d. Mengumpulkan
hasil belajar siswa, baik yang berupa jawaban ujian tulis,ujian lisan dan karya
tulis maupun benda.
e. Melakukan
analisis secara statistik tentang angka-angka perolehan ujian dan mengategori
karya-karya yang tidak bisa diangkakan
f. Mempertimbangkan
hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa;perilaku belajar siswa tersebut
dikategorikan secara ordinal
g. Mempertimbangkan
tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas, yang dibandingkan dengan program
kurikulum yang berlaku.
h. Memperhatiakan
kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh atau di duga ada pengaruhnya dalam
belajar
i.
Guru juga melancarkan suatu angket
evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir simester.
3.
Tes
Hasil Belajar.
Pada
penggal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar.adapaun jenis tes yang
digunakan umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis
terdiri dari tes esai dan tes objektif.
Tes
lisan memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu:
a. Penguji
dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa.
b. Penguji
dapat mengejar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu.
c. Siswa
dapat melengkapi jawaban jawaban lebih leluasa.
Kelemahan
tes lisan adalah yaitu:
a. Penguji
dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa.
b. Menemukan
waktu yang lama.
Tes
tertulis memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu :
a. Penguji
dapat menguji banyak siswa dalam waktu terbatas.
b. Objektivitas
pekerjaan tes terjamin dan mudah diawasi.
c. Penguji
dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahassan
d. Penguji
dengan mudah dapat menentukan standar penilaian
e. Dalam
pengerjaan siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuanya.
Kelemahan tes tertulis adalah yaitu :
a. Penguji
tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa
b. Rumusan
pertanyaan yang tak jelas menyulitkan siswa.
c. Dalam
pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji.
Tes
esai memiliki kelebihan.kelebihannya adalah yaitu :
a. Penguji
dapat menilai dan meneliti kemampuan siswa bernalar.
b. Bila
cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data objektif.
Kelemahan
tes esai adalah yaitu :
a. Jumlah
soal sangat terbatas dan kemungkinan siswa berspekulasi dalam belajar
b. Objektifitas
pengerjaan dan pembinaan sukar dilakukan.
Tes
objektif memiliki kelebihan.kelebihannya yaitu:
a. Penguji
dapat membuat soal yang banyak dan meliputi semua pokok bahasan.
b. Pemeriksaaan
dapat dilakukan secara objektif dan cepat.
c. Siswa
tak dapat berspekulasi dalam belajar
d. Siswa
yang tak pandai menjelaskan dengan bahasa yang baik tidak terhambat.
Kelemahan
tes objektif adalah :
a. Kemampuan
siswa bernalar tidak tertangkap.
b. Penyusunan
tes memakan waktu lama.
c. Memakan
dana besar.
d. Siswa
yang pandai menerka jawaban dapat keuntungan.
e. Pengarsipan
soal sukar dan memungkinkan kebocoran.
Tes hasil belajar adalah alat untuk
mebelajarkan siswa.meskipun demikian keseringan penggunaan tes tertentu akan
menimbulkankebiasaan tertentu. artinya jenis tes tertentu akan membentuk
jenis-jenis ranah kognitif,afektiff dan psikomotorik tertentu.
Tes
hasil belajar dapat digunakan :
a. Menilai
kemajuan belajar.
b. Mencari
masalah-masalah dalam belajar.
Untuk menilai kemajuan dalam belajar,
pada umumnya penyusun tes adalah oleh guru sendiri.untuk mencari
masalah-masalah dalam belajar, sebaliknya penyusun tes adalah tim guru
bersama-sama konselor sekolah. Oleh karena itu,pada tempatnya guru profesional
memiliki kemampuan melakukan penilitian secara sederhana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
proses belajar seringkali siswa mengalami masalah yang dapat membuatnya
kesulitan dalam menyerap pelajaran. Masalah-masalah tersebut dapat disebabkan
oleh beberpa faktor yatu, faktor dari dalam diri siswa (intern) seperti, sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, dan lain-lain. Faktor
dari luar diri siswa (ekstern) seperti, guru sebagai pembina siswa belajar, saran
dan prasarana belajar, kebijakan penilaian, lingkungan siswa, dan lain-lain.
Oleh karena itu, guru harus mengetahui cara menetukan masalah belajar sehingga
apabila terdapat siswa yang mengalami masalah belajar bisa diketahui dan
diatasi dengan cepat.
B. Saran
seorang guru sebaiknya mampu mengidentifikasi masalah
dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah belajar yang dialami oleh
siswanya agar peroses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar dan tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Post a Comment