BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Apakah
penelitian tindakan kelas itu? Pertanyaan ini tentu akan menggelitik
kita. Betapa tidak, bila kita bicara tentang penelitian, anggapan orang
mengatakan penelitian itu pekerjaan seorang
ilmuwan. Kalau sudah bicara tentang
ilmuwan, maka gambaran yang terbersit dalam kacamata kita adalah pastilah
sukar, rumit alias susah binti sulit. Benarkah demikian? Mengapa sebagian guru
merasa penelitian itu sulit? Apakah penelitian itu memerlukan dana yang besar
sehingga harus menunggu bantuan?
Selama ini, menulis karya tulis ilmiah (KTI)
merupakan momok bagi para guru. Kurangnya budaya membaca menyebabkan guru
kurang dapat menulis dengan baik. Padahal, menulis itu dimulai dari banyak
membaca. Kalau sudah banyak membaca, tentunya guru akan tertarik untuk meneliti
dari apa yang dibacanya. Penelitian dimulai dari adanya masalah. Masalah dapat
dipecahkan bila kita melakukan penelitian. Penelitian dapat dilakukan bila
adanya upaya dari guru untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya di sekolah.
PTK
atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya
merupakan rangkaian riset tindakan, yang
dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan.Sehingga dalam kajian permasalahan
PTK ada beberapa hal yang perlu kita pahami hingga masalah tersebut dapat
terpecahkan diantaranya adalah identifikasi, analisis dan rumusan masalah.
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dijadikan sebagai acuan dalam
pembahasan makalah ini meliputi:
1. Apa sajakah ruang lingkup masalah PTK?
2. Bagaimana identifikasi masalahan dalam PTK?
3. Bagaimana menganalisis masalah dalam PTK?
4. Bagaimana merumuskan masalah dalam PTK?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui ruang lingkup masalah PTK.
2. Mengetahui cara mengidentifikasi masalah dalam PTK
3. Mengetahui analisis masalah dalam PTK
4. Mengetahui rumusan masalah dalam PTK
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai pembelajaran
awal bagi mahasiswa dalam melakukan peneitian yang berhubungan dengan
permasalahan dikelas atau pembelajaran, selain itu manfaat bagi guru untuk
memecahkan masalah dalam proses belajar dikelas demi mencapai hasil belajar
yang maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah
yang dijadikan garapan PTK antara lain:
1.
Metode mengajar, mungkin mengganti metode konvensional
(tradisional) dengn metode penemuan.
2.
Strategi belajar, misalnya menggunakan pendekatan integratif
pada pembelajaran daripada satu guru mengajar saja.
3.
Prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam
penilaian kontinu.
4.
Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai, mungkin
mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan.
5.
Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan
keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambahkan
kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri.
6.
Pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik
modifikasi perilaku.
7.
Administrasi, menambahkan efisiensi aspek tertentu dari
administrasi sekolah.
B.
Identifikasi Masalah
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya
masalah yang dirasakan atau disadari oleh guru sebagai pengelola pembelajaran.
Guru merasa bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki di kelasnya, yang jika
dibiarkan akan berdampak buruk bagi peroses dan hasil belajar siswa. Misalnya,
ada sekelompok siswa yang mengalami kesulitan yang sama dalam mempelajari suatu
bagian pelajaran, ada siswa yang tidak disiplin mengerjakan tugas, atau hasil
belajar siswa menurun secara drastic. Anda dapat mengemukakan contoh lain dari
pengalaman Anda sendiri dalam mengelola peroses pembelajaran. Masalah yang
dirasakan guru mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan
refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas.
Identifikasi masalah merupakan tahap
pertama dalam serangkaian tahapan penelitian. Oleh sebab itu, identifikasi
masalah merupakan tahap kualitas masalah yang diteliti. Masalah yang
asal-asalan (kurang teridentifikasi) dapat menyebabkan pemborosan energi karena
penelitiannya tidak membawa temuan yang bermanfaat. Sebagaimana disinggung
dalam tulisan sebelumnya, tidak semua masalah pendidikan dapat didekati dengan
penelitian tindakan kelas. Untuk itu, beberapa langkah berikut perlu diikuti
dengan saksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan
peneltian tindakan kelas.
1.
Masalah harus riil dan
on-the job problem oriented, artinya masalah tersebut dibawah kewenangan
seseorang guru untuk memecahkan. Masalah itu pun datang dari pengamatan
(penglaman) seorang guru sendiri melalui kegiatan sehari-hari, bukan datang
dari pengalaman orang lain.
2.
Masalah harus problematik
(artinya, masalah tersebut perlu dipecahkan). Tidak semua masalah pendidikan
yang nyata adalah masalah-masalah yang problematik karena (a) pemecahan masalah
tersebut kurangmendapat dukungan literatur/sarana prasarana, (b) pemecahan
masalah belum mendesak dilaksanakan, dan (c) ternyata guru tidak mempunyai
wewenang penuh untuk memecahkan.
3.
Masalah harus memberi
manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan memberi manfaat
yang jelas atau nyata. Untuk itu pilih masalah penelitian yang memiliki asaa
manfaat secara jelas.
4.
Masalah PTK harus
feasible (dapat dipecahkan atau ditangani). Apakah dilihat dari sumber daya
peneliti (waktu,, dana, dukungan,birokrasi, dan seterusnya) asalah tersebut
dapat dipecahkan . Dengan kata lain, tidak semua peneliti yang sudah riil
problematik dan manfaatnya jelas, selalu feasible. Untuk itu harus dipilih
masalah-masalah yang feasible dengan pertimbangan faktor-faktor pendukung
diatas.
Hopkins
(1993) menekankan bahwa pada awalnya guru mungkin bingung untuk mengidentifikasi
masalah, oleh karena itu, guru tidak selalu harus mulai dengan masalah. Guru
dapat mulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan, kemudian mencoba
memfokuskan gagasan tersebut. Meskipun demikian akan lebih baik bila mana Anda
mengawalinya dengan menemukan suatu masalah yang benar-benar nyata dihadapi
karena hal itu akan mempermudah merumuskan bentuk tindakan perbaikan yang
sesuai.
Adapun
pertanyaan yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi masalah menurut Sudarsono (1996/1997
: 5) yaitu :
1.
Apa yang menjadi keprihatinan
anda (guru, kepala sekolah)
2.
Mengapa anda memperhatikannya ?
3.
Menurut anda, apa yang
dapat anda lakukan untuk itu ?
4.
Bukti-bukti apa yang dapat
anda kumpulkan agar dapat membantu membuat penilaian
tentang apa yang terjadi ?
5.
Bagaimana anda mengumpulkan
bukti-bukti tersebut ?
6.
Bagaimana anda melakukan
pengecekan terhadap kebenaran dan keakuratan tentang apa yang telah terjadi ?
Meskipun pertanyaan di atas nampak sederhana,
akan tetapi membutuhkan waktu dan pemikiran yang serius untuk menjawabnya.
Mungkin diperlukan waktu untuk merenung atau melakukan refleksi tentang apa
yang sesungguhnya terjadi di kelas. Perlu kembali diingat bahwa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada refleksi diri membutuhkan keterbukaan
dan kejujuran.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wardani
(2003:2.5) memamparkan beberapa bentuk pertanyaan sederhana untuk menjadi
acuan di dalam mengidentifikasi masalah yang dapat dijawab oleh guru sendiri :
1.
Apa yang sedang terjadi di
kelas ?
2.
Masalah apa yang
ditimbulkan oleh kejadian itu ?
3.
Apa pengaruh tersebut bagi
kelas saya ?
4.
Apa yang akan terjadi jika
masalah tersebut saya biarkan ?
5.
Apa yang saya dapat lakukan
untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?
Adapun
contoh identifikasi masalah pada sebuah sekolah misalnya SMAN.1 BARRU yang mana
sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses belajar mengajar, khususnya
pada pelajaran matematika berdasarkan guru yang sedang meneliti.Matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil
observasi awal di sekolah tersebut hanya 30 % yang menyukai matematika
sedangkan 70 % yang tidak menyukai mata pelajaran matematika. Alasannya
matematika itu sulit dimengerti, rumit dan membosankan ditambah lagi siswa yang
takut terhadap guru matematika. Hal ini mengakibatkan kurangnya ketertarikan
siswa dalam belajar matematika salah satu mata pelajaran tersebut adalah Sistem
Persamaan Linear pada siswa kelas X. Setelah diidentifikasi lebih lanjut maka
adapun permasalahan yang dihadapi antara lain:
1.
Kemampuan siswa dalam
konsep matematika masih sangat rendah
2.
Guru kurang bervariasi
dalam menggunakan metode mengajar dalam pelajaran matematika.
3.
Hasil belajar matematika
di sekolah masih rendah.
4.
Materi sistem persamaan
linear merupakan salah satu materi pelajaran masih sulit dipahami oleh siswa
misalnya kurangnya kemampuan siswa dalam mengubah permasalahan ke model
matematika.
C. Analisis Masalah
Menganalisi masalah merupakan langkah yang
harus dilakukan guru setelah melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi
anda dapat menemukan beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas, maka analisis
bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga
faktor-faktor penyebabnya. Guru sebagai peneliti selanjutnya perlu melakukan
analisis.Melalui Brainstorming (secara
kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan dengan
mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, suatu
tindakan dapat dikembangkan. Untuk memastikan akar penyebab masalah tersebut,
beberapa teknik pengumpulan data dapat diterapkan. Misalnya (a) mengembangkan
angket, (b) mewawancarai siswa, dan (c) melakukan observasi langsung dalam
kelas.
Dari berbagai kemungkinan penyebab
masalah yang dapat ditemukan untuk memastikan penyebab yang paling mungkin,
siswa diminta pendapatnya atau diwawancarai,apa yang sesungguhnya menjadi
penyebab hasil belajar siswa di kelas X masih rendah. Data dicoba diidentifikasi
dan dianalisis untuk menentukan penyebab yang paling mungkin dan data-data dikumpulkan
melalui (a) angket, (b) wawancara, (c) observasi kelas. Data tersebut kemudian
dianalisis secara (kolaboratif) dan
disimpulkan.
Ternyata melalui hasil kolaboratif
dan analisis data, penyebab sesungguhnya adalah metode yang digunakan guru
tidak kondusif (mendukung/mendorong) siswa untuk memahami pelajaran matematika khususnya materi sistem
persamaan linear sehingga tidak mampu mencapai hasil belajar yang maksimal.
Umumnya, siswa menganggap bahwa akar penyebab masalah kualitas belajar mengajar
antara lain sebagai berikut:
a.
Proses belajar mengajar yang satu arah
b.
Metode mengajar guru yang
membosankan, kurang menarik
Akar penyebab masalah tersebut perlu dianalisis sehingga bentuk intervensi
(action/soluting) dalam penelitian tindakan kelas dapat dikembangkan secara
lebih tepat.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas, merupakan titik tolak dari hasil penelitian nantinya
dan atau judul penelitian. Maka setelah mengidentifikasi dan memilih masalah,
langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Kesalahan fatal seorang guru yang
akan melakukan penelitian tindakan kelas adalah, berusaha membuat judul tanpa
merumuskan masalah terlebih dahulu.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya bahwa yang menjadi masalah penelitian adalah kesenjangan antara apa
yang seharusnya. Situasi yang mencerminkan adanya kesenjangan itu disebut
dengan situasi yang problematik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengenali
situasi tersebut adalah dengan mengenali terlebih dahulu berbagai fakta yang
ada, terutama yang terkait dengan munculnya situasi yang problematik itu. Dengan berpijak pada fakta
yang ada di kelas, selanjutnya dipikirkan bagaimana seharusnya situasi itu,
dengan cara mencari penjelasan berdasarkan suatu teori ilmiah tertentu,
asumsi-asumsi yang ditemukan dari suatu teori, atau konsep-konsep yang
diperoleh dari berbagai literatur yang terkait seperti buku-buku, majalah,
jurnal dan laporan penelitian, dan fakta di kelas lain. Dengan pengenalan terhadap
situasi problematik dan gambaran yang diperoleh mengenai rumusan masalah,
mencerminkan pula variabel-variabel penelitian. Setelah jelas posisi
masing-masing variabel (apakah terikat atau bebas), maka dirumuskan definisi
operasional yaitu batasan tentang keberadaan variabel secara operasional,
bagaimana pengukurannya serta instrumen apa yang digunakan untuk mengukurnya.
Dalam membuat rumusan masalah, terdapat
beberapa patokan yang perlu dipedomani antara lain :
a.
Masalah hendaknya
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
b.
Rumusan itu hendaklah
khusus, padat dan jelas, dan tidak terlalu umum. Contoh: apakah karakter
menteri kabinet tahun 1985-1990 mampu meningatkan motivasi belajar siswa di
kelas….. Topik ini jelas sangat luas karena meliputi wilayah yang sangat luas
dan heterogen dari sosial, budaya, dan sebagainya. Karena itu topik perlu
dibatasi. Misalnya “apakah metode cerita mampu meningkatkan motivasi Belajar
Siswa ….”.
c.
Rumusan itu hendaklah
memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data dalam rangka menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan-rumusan itu.
d.
Menghindari rumusan masalah
yang terlalu umum, dan terlalu argumentatif, mengandung emosi, prasangka atau
unsur-unsur yang tidak ilmiah, Misalnya : Berbulan Madu di Pulau Sembilan.
Agar
mudah dimengerti, rumusan masalah tersebut perlu memberikan informasi tentang:
a.
Apa yang dipermasalahkan (what)
b.
Siapa yang terlibat dalam objek masalah (who)
c.
Dimana terjadinya masalah (where)
d.
Kapan terjadinya masalah (when)
e.
Bagaimana penyimpangan dan berapa besar penyimpangannya
(how/how much).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut,
disimpulkan bahwa rumusan masalah merupakan bagian yang sangat menentukan dalam
penelitian tindakan kelas, karena itu perumusannya dilakuakan secara cermat
dengan memperhitungkan berbagai hal yang memungkinkan bagi terwujudnya suatu
rumusan yang baik, sehingga dapat memberikan arah yang jelas bagi peneliti
dalam kegiatan atau langkah-langkah selanjutnya dalam suatu penelitian tindakan
kelas.
Adapun rumusan masalah pada permasalahan
sebelumnya dapat kita rumuskan “Apakah metode Bruner (penemuan) mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMAN.1 BARRU ?
Beberapa contoh rumusan masalah:
a.
Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap
metode cooperative learning dalam
pelajaran matematika ?
b.
Bagaimana pengunaan alat peraga untuk
meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran fisika dikelas X SMA Jakarta?
c.
Apakah dengan metode cooperative learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SMPN.1 Jakarta?
d.
Bagaimana penerapan Active Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
pada mata pelajaran kimia di kelas XII SMA Jakarta ?
E.
Rangkuman
1.
Adapun ruang lingkup masalah yang dijadikan garapan PTK yaitu
:
a.
Metode mengajar
b.
Strategi mengajar
c.
Prosedur evaluasi
d.
Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai
e.
Pengembangan profesionalisme guru.
f.
Pengelolaan dan kontrol
g.
Administrasi
2.
Adapun tujuan dalam menganalisis masalah antara lain:
a.
Mendapatkan Kejelasan
Masalah yang Sesungguhnya
b.
Menemukan Kemungkinan
Faktor Penyebab
c.
Menentukan Kadar
Permasalahan
3.
Agar mudah dimengerti,
rumusan masalah tersebut perlu memberikan informasi tentang:
a.
Apa yang dipermasalahkan (what)
b.
Siapa yang terlibat dalam objek masalah (who)
c.
Dimana terjadinya masalah (where)
d.
Kapan terjadinya masalah (when)
e.
Bagaimana penyimpangan dan berapa besar penyimpangannya
(how/how much).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipetik dari pembahasan sebelumnya
adalah:
Suatu
rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh
guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang harus
diperbaiki di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan
hasil belajar siswa. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa melalui identifikasi
masalah biasanya guru menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran. Sehingga analisis dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri atau dengan melakukan
refleksi. Setelah
memilih suatu masalah maka yang harus diperhatikan lagi adalah rumusan masalah.
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas,
merupakan titik tolak dari hasil penelitian nantinya dan atau judul penelitian.
B. Saran
Sebagai
calon guru yang hendaknya mampu merespons permasalahan aktual yang muncul
dilingkungan kerja kita terutama dalam lingkungan kelas dan sebaiknya ada upaya
untuk mengatasinya, untuk meningkatkan pendidikan dan tenaga kependidikan akan
lebih mudah tercapai.
LAMPIRAN
1.
Sebutkan pertanyaan yang dapat menjadi acuan dalam
mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal dalam pemecahan masalah?
Jawab: sebagai langkah
awal dalam pemecahan masalah adapun pertannyaan yang dapat menjadi acuan
menurut Wardani adalah:
a.
Apa yang sedang terjadi di
kelas ?
b.
Masalah apa yang
ditimbulkan oleh kejadian itu ?
c.
Apa pengaruh tersebut bagi
kelas saya ?
d.
Apa yang akan terjadi jika
masalah tersebut saya biarkan ?
e.
Apa yang saya dapat lakukan
untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?
2.
Langkah-langkah apakah
yang perlu diikuti sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati
dengan penelitian tindakan kelas?
Jawab: Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:
a.
Masalah harus riil dan
on-the job problem oriented.
b.
Masalah harus
problematik.
c.
Masalah harus memberi
manfaat yang jelas.
d.
Masalah PTK harus
feasible.
3.
Apakah tujuan dari
analisis masalah?
Jawab: Adapun tujuan dari analisis masalah adalah:
a.
Mendapatkan Kejelasan Masalah yang
Sesungguhnya
b.
Menemukan Kemungkinan
Faktor Penyebab
c.
Menentukan Kadar
Permasalahan
4.
Komponen-komponen apakah
yang perlu dianalisis oleh seorang guru?
Jawab: Komponen yang pelu dianalisis oleh seorang guru
adalah:
a.
Menganalisis daftar hadir
siswa.
b.
Menganalisis daftar nilai siswa
untuk menemukan bagaimana hasil belajar mereka peroleh.
c.
Menganalisis tugas-tugas
yang diberikan kepada siswa beserta bahan ajaran yang dipakai, apakah
tugas-tugas dan bahan pelajaran tersebut sudah cukup menantang atau
membosankan.
d.
Menganalisis balikan
(feedback) yang diberikan guru terhadap pelajaran siswa.
5.
Informasi apakah yang
perlu dimuat dalam rumusan masalah?
Jawab: Rumusan masalah tersebut perlu memberikan
informasi tentang:
a.
Apa yang dipermasalahkan (what)
b.
Siapa yang terlibat dalam objek masalah (who)
c.
Dimana terjadinya masalah (where)
d.
Kapan terjadinya masalah (when)
e.
Bagaimana penyimpangan dan berapa besar penyimpangannya
(how/how much).
6.
Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan
masalah?
Jawab: Adapun yang perlu
diperhatikan dalam rumusan masalah atau yang dapat menjadi patokan dalam
merumuskan masalah adalah:
a.
Masalah hendaknya
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
b.
Rumusan itu hendaklah
khusus, padat dan jelas, dan tidak terlalu umum.
c.
Rumusan itu hendaklah
memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data dalam rangka menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan-rumusan itu.
d.
Menghindari rumusan masalah
yang terlalu umum, dan terlalu argumentatif, mengandung emosi, prasangka atau
unsur-unsur yang tidak ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Sinar Grafika
Kunandar. 2010.
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta.
PT. Rajawali Pers.
Madeamin, Ishaq. 2012. Identifikasi, analisis dan rumusan masalah
dalam PTK. Http://ishaqmadeamin.com. 4 Oktober 2014
Syurga, Pemimpin. 2010. Identifikasi PTK.
Http://islamilmusains.Wordpress.com. 4 Oktober 2014.
Toz-Media. 2011. Identifikasi masalah dalam PTK.
Http://identifikasi –masalah-dalam-penelitian.html. 6 November 2014
Wiriaatmadja, Rochiati.
2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
bagus sekali kak infonya
ReplyDeleteplastik sosis
Izin repost untuk tugas makalah ya
ReplyDelete