Saat terakhir aku melihat jasadnya
Nama ku Eka Saputra, iya sich,terdengar kaya perpaduan nama cowok dan cewek.hehehe. Nama itu bukan di kasih dari orang tua ku tp dari salah satu dokter tempat di mana aku dilahirkan . Umur ku sekarang 19 tahun, pekerjaan ku saat ini adalah staf di salah satu bank ternama di jayapura. Ku jalani kehidupan sebagai staf bank ini, buat nabung modal di masa depan untuk jadi wiraswata kayak orang-orang yang cukup sukses di luar sana. So, demi masa depan, ku kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.
Gara-gara lupa waktu ini, ku jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah ku lihat seumur hidup ku. ku menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu ketika suatu hari, ku gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon ku berbunyi.
Dengan setengah mengantuk ku angkat.
“ Eka, ko dimana? “ teriak menejer ku kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” jawab ku
“ buruan ko ke Bandung. Itu ada jadwal pertemuan dengan klien. Itu tim dari divisi lain uda di Bandara nunggui ko..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya ku memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. ko belum juga boarding..”
Sumpah mampus!! ku kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini ku harus pergi ke Bandung buat pertemuan klien. Akhirnya ku, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jayapura dengan penuh perjuangan menuju bandara Sentani. Setiba di sana, ku sudah telat, dengan terburu-buru menuju pesawat. Untungnya nama ku masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang ku gunakan saat itu Merpati airline. Dengan kebingungan ku menuju kabin pesawat.
Seorang perempuan cantik menyapa ku di depan pintu kabin :
“ini mas Eka saputra?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama ku
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya ku
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.
Akhirnya dia mengantar ku ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki ku tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat. Tentu aja kejadian itu membuat ku malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. ku mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal ku tau, dia pasti marah banget karena ku membuatnya malu. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar ku ke kursi.
“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt...” kata ku
“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.
Akhirnya dia mengantarkan ku ke tempat kursi ku. Teman-teman tim staf divisi lain bernafas lega menemukan ku di pesawat. Setelah menghela nafas. ku tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menujuh Bandung ku terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, ku melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.
Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir ku harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk, “pikir ku”. Ketika ku turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Aku mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan ku sehelai tisue.
“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata ku
Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalahku dan mereka memberikan kesempatan untuk ku meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di Bandung. Aku kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “
“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Ekha..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”
Mendengar kalimat itu ku merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan kesibukanku sebagai staf bank membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, ku menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedang di palembang. Karena kebetulan ku juga sedang menuju ke palembang. Sms nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.
Ilma yang ku lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.
Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang ku pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin ku tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya kepadaku, kenapa kamu kerja di dunia perbankkan? Lalu ku menjawab
“abis ni impian ku sejak dari dulu.. tiap hari hitung duit meski bukan duit kita sich! hihihihi. Kebetulan pamanku adalah ketua divisi utama.so,aku bisa di rekrut deh!.. lagian aku males kuliah, jadi ayah Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”
“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”
“memangnya kenapa?”
“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”
Aku jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.
Ilma kecil lahir dari tiga bersaudara. Ia paling kecil diantara kedua kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.
Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. ku merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya ku membuat satu pertanyaan terakhir…
“kok kamu mau jadi pramugari?”
“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””
“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya ku.
“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yaudah aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”
“begitu ya?”
“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”
“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”
“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.
Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi aku jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.
Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.
Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat ku jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Singkat cerita, dia menerima dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.
Dan aku menyebutnya sebagai takdir ketiga..
***
setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota.Aku pun mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu ku jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan ku. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi ku menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah. Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.
Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke padaku. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia mau banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.
Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Ku fokus pada kariel ku yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, ku jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.
Ilma mendengar hubungan baru ku dan mengucapkan selamat.Ku tau, hatinya pedih dan aku merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya ku memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru yg kujalani dengan wanita lain. Di hari-hari berikutnya, aku pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang ku rasakan adalah rasa perih dan aku baru menyadari betapa bodohnya diriku melewatkan dia dalam hidup ku, tapi aku tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.
Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Merpati Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jayapura. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.
Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan ku ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.
“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”
“jadi aku harus gimana?”
“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””
aku hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi ku gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya ku serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya aku dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..
**
Setahun kemudian
cinta sepertinya begitu rumit hubungan ku sama kekasih ku saat ini akhirnya berakhir. Aku menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika ku sendiri, menjalani hidup ku seperti biasanya. Suatu ketika ku kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Merpati Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jayapura kembali di Sky Avination.
Aku dan Ilma sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi ku tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu. Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan aku menjadi pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap ku adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Aku senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.
Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya kepadaku.
“bisa tidak kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”
Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya aku pun menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati ku merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi aku harus lakukan semua yang menyakiti hati ku. Aku selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke padaku. Walau ku selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Aku juga bilang kalau ku sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.
Suatu malam, aku mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Aku senang, karna menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.
“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 20..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat ku terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yaudah gapapa.. ngomong aja..”
“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.
“ kok kamu ngomong gitu?”
“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku
“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya ku..
“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”
“pasti..”kataku pendek.
Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir ku dengar darinya. Suara terakhir yang ku dengar darinya.Aku belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah ku enggak sibuk kerja ku pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya aku memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang ku beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura. Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih. Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.
Sebenarnya pada saat itu aku bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu aku perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan ku. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada ku.
“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”
“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”
“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”
Kata kata itulah hal yang terakhir aku dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat ku terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian kecelakaan pesawat dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya aku uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry ku mati dan kehilangan semua data-data ku, saat ku coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang.Aku pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya ku baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang kecelakaan pesawat naas itu.
Hati ku hancur, perih dan sedih. Segera aku mencari tau keberadaan Ilma di bandara Sentani dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat, berkumpul. Pertama dalam hidup ku, akhirnya aku benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.
Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah aku menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai ku dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa ku bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi aku malah menunda itu terjadi.
Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya.Aku harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata kepadaku, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.
Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari perusahaan maskapai atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.
Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya. Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..
Seperti yang ia minta kepadaku, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan aku lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..
Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk aku..
Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, aku bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang aku gak pahami lewat pesan yang aneh
“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Ekha”..
Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya aku memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat ku bingung sampai akhirnya aku memandang langit di sekitar pantai tempat pertama kali bertemu. Dari situlah aku paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..
Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu.Aku pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana.Aku memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya ku berikan kepada kakaknya,aku berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak aku bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali ku mengenalnya di atas langit-langit bumi.
Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang
Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..
ditulis oleh Eka Saputra
dipublikasikan oleh Ardiham
0 komentar:
Post a Comment