BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pendidikan merupakan
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk formal dan informal serta
nonformal di sekolah dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan pengoptimalisasian
pertimbangan kemampuan-kemampuan individu agar
kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tetap. Dalam pendidikan
terdapat proses belajar mengajar, proses ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat kompleks.
Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti murid, situasi, fasilitas, guru
dan metode pembelajaran. Faktor tersebut harus berjalan secara seimbang dan
berkesinambungan. Namun, dalam makalah ini hanya akan dibahas masalah metode
dalam pembelajaran.
Metode merupakan cara yang fungsinya sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Semakin baik sebuah metode , semakin efektif pula pencapaian
tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik
tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid,
situasi dan fasilitas, faktor guru turut
menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Oleh karena itu metode
mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi
menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode
yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik
sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru
yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
B. Rumusan masalah
Berkaitan dengan latar belakang, maka masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari metode
pembelajaran ?
2. Bagaimanakah kedudukan metode dalam
proses pembelajaran ?
3. Jelaskan beberapa jenis metode dalam
proses pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian metode pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki dua unsur kata yakni “metode”
dan “pembelajaran”. Berikut adalah uraian masing-masing kata tersebut :
1. Metode
Didalam
dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara
yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati,
jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Sedangkan
menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of The English
Language ( yang selanjutnya disebut Wbster”s ) yang dimaksud dengan metode pada
umumnya adalah:
1. Suatu
prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek
2. Suatu
disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang
berhubungan dengan prinsip – prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan
kedalam atau eksposisi dalam berbagai subjek
3. Suatu
prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai
oleh atau yang sesuai dengan suatu ilmu ( sains ), seni atau disiplin tertentu…
4. Suatu
rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran ….
5. Suatu
cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk, dan arti khusus pada
materi- materi artistik.
Sedangkan
menurut kamus The New Lexicon Webster’s Dictionary of The English ( yang
selanjutnya disebut dengan The New Lexicon ), metode adalah : “ suatu cara
untuk berbuat sesuatu untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat,
berencana dan lain – lain : suatu susunan atau system yang teratur “. ( 1989 :
628 )
Berdasarkan
beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para ahli pada prinsipnya sama
yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat
menyangkut kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Jadi metode
erat kaitannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam
penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek ( bahan –
bahan ) yang diteliti.
Dalam proses
pendidikan metode mempunyai peran sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan. Ia membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum
pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami sehingga dapat diserap atau
dipahami oleh anak didik dan menjadi pengertian – pengertian yang fungsional
terhadap tingkah laku. Metode adalah strategi yang tidak dapat ditinggalkan
dalam proses belajar mengajar.
Setiap kali
mengajar guru pasti menggunanakan metode, berbagai macam metode yang guru
gunakan tentunya metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Pembelajaran
Pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk
menciptakan kondisi – kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efesien. Sedangkan menurut
pendapat lain pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur
– unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Arief
Sadiman (1990 ), pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
peserta didik. Sedangkan Iskandar ( 1995 )mengartikan pembelajaran adalah upaya
untuk mebelajarkan siswa. Dan menurut Dugeng (
1993 ) pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik.
Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar
dengan warga belajar, sehingga dalam pelaksanaan interaksi tersebut diperlukan
berbagai cara dalam pelaksanaannya. Dalam interaksi tersebut terlibat beberapa
orang diantaranya siswa, guru, dan tenaga ahli lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Sedangkan sumber belajar diantara buku – buku, papan tulis, dan
kapur, fotograpi, slide dan film, audio dan video tape.
Metode dalam
pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja,
sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tiga cakupan yang
luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk
mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk
mencapai tujuan secara cepat. Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki
penggunaan metode yang sesuai.
Untuk mencapai
suatu tujuan yang diharapkan setiap guru tidak harus menggunakan satu metode,
tetapi bisa juga menggunakan beberapa metode dalam sebuah pembelajaran. Apalagi
jika rumusan itu lebih dari satu, dua ataupun tiga rumusan tujuan. Dalam hal
ini guru perlu adanya sebuah penggabungan penggunaan metode pengajaran. Dengan
begitu kekurangan metode yang satu akan tertutupi dengan metode yang lainnya
lagi, dengan demikian metode mengajar yang saling melengkapi ini akan
menghasilkan hasil pengajaran yang lebih baik daripada menggunakan atau terpaku
dalam satu metode.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara atau teknik penyajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan
pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.
B. Kedudukan metode dalam proses pembelajaran
Salah satu
kompetensi seorang pendidik dalam proses pendidikan adalah keterampilan dalam
memilih metode. Pemilihan metode ini sangat berkaitan erat dengan usaha guru
dalam menampilkan proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang ada
sehingga pada akhirnya diharapkan adanya pencapaian tujuan pengajaran yang
telah dicitacitakan. Oleh karena itu, salah satu hal mendasar yang harus
dipahami oleh para guru adalah sejauh mana para guru tersebut memahami
kedudukan metode sebagai salah satu faktor yang menunjang dalam keberhasilan sistem
belajar mengajar, yang sama pentingnya dengan komponen pendidikan lainnya.
Menurut Syaiful
Djamarah dkk. ( 1995 : 82 ), metode memiliki kedudukan sebagai berikut :
1. Motivasi
ekstrinsik, sebagai alat pembangkit motivasi belajar.
2. Motivasi
sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik.
3. Metode
sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi
bagi siswa dan berdaya serap langsung terhadap pencapaian tujuan.
Menurut pendapat
lain mengatakan bahwa kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang
lingkup sebagai cara dalam :
·
Pemberian dorongan,
dengan sebuah metode yang menarik akan memberi dorongan baik kepada siswa
sendiri sebagai objek pengajaran ataupun guru sebagai subjek pengajaran. Karena
dengan penggunaan metode dalam pembelajaran ini akan menguntungkan kedua belah
pihak.
·
Pengungkap tumbuhnya
minat belajar, dengan sebuah metode yang sesuai dan menarik maka minat belajar
siswapun akan meningkat seiring dengan kondisi dan keadaan yang ada.
·
Penyampaian bahan ajar,
metode juga biasa digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajarannya kepada
siswa, sehingga bisa tercapainya tujuan yang diharapkan.
·
Pencipta iklim belajar
yang kondusif, dengan keterampilan guru memilih metode yang sesuai terhadap
bahan ajar yang akan disampaikan akan membuat menarik siswa dalam menerima
pelajaran.
·
Tenaga untuk melahirkan
kreatifitas, metode juga akan membantu melahirkan bakat – bakat terpendam dari
para guru dan murid dalam proses belajar mengajar.
·
Pendorong untuk
penilaian diri dalam proses dan hasil belajar. Metode juga bisa mengukur sejauh
mana seorang anak didik memahami bahan ajar yang disampaikan.
·
Pendorong dalam
melengkapi kelemahan hasil belajar. Metode juga membantu guru dalam menutupi
kelemahannya terhadap metode yang lainnya.
Melihat uraian para ahli diatas seorang
pendidik harus mengerti dan wajib paham dimana dia akan menempatkan sebuah
metode dalam proses belajar mengajar, pendidik harus terampil melihat
keefektifitasan metode yang digunakan terhadap bahan ajar.
C. Jenis-jenis
metode dalam proses pembelajaran
Metode
apapun yang digunakan oleh seorang guru di sekolah hendaklah seorang guru
tersebut memperhatikan beberapa karakter atau prinsip – prinsip dalam
menggunakan metode, yakni :
1. Prinsip
Motifasi dan tujuan belajar. Motivasi adalah tenaga penggerak yang menimbulkan
upaya keras untuk melakukan sesuatu. Menurut E.P. Hutabarat ( 1995 ), motivasi
adalah Sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak, baik disadari maupun
tidak disadari. Motivasi belajar adalah jantung kegiatan belajar, sesuatu
pendorong yang bisa membuat orang belajar. Segala hasil dan sukses dalam
belajar itu bergantung pada motivasi. Semakin orang tertarik terhadap suatu bahan
semakin gampang dia akan menguasai dan menyimpannya. Menurut Wuwur Hendrikus
(2001) menjelaskan bahwa hasil optimal dari proses belajar tergantung pada
motivasi yang kuat. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat sekali dalam
proses belajar mengajar, belajar tanpa sebuah motifasi bagaikan badan tanpa
jiwa, atau laksana mobil tanpa bensin.
2. Prinsip
Kematangan dan perbedaan individual. Tahapan belajar pada setiap anak manusia
yang satu dengan yang lainnya berbeda – beda, dan kepekaan terhadap penerimaan
pelajaran itu pun berbeda – beda. Menurut Piaget yang dikutip Mansur ( 1991 :
104 ) memiliki tiga fase :
·
Fase Pra Operasional,
yakni usia 5-6 tahun atau masa pra sekolah. Pada masa ini seorang anak belum
bisa membedakan secara gamblang, anak pada masa ini akan timbul pertanyaan –
pertanyaan yang akan sulit dijelaskan atau akan banyak pertanyaan yang abstrak,
dan ini bisa dijawab dengan cerita – cerita yang masuk rasio mereka.
·
Fase Operasi Konkret.
Masa ini pemikiran anak sudah mulai berkembang, anak pada masa ini sudah mulai
bisa berfikir abstrak. Berfikir abstrak adalah belajar yang menggunakan cara –
cara berfikir abstrak. Tujuannya untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal – hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat disamping penggunaan prinsip, konsep, dan
generalisasi. Pada masa ini anak akan tunduk kepada perintahnya.
·
Fase Operasional
Formal. Pada fase ini anak sudah mulai bisa berfikir apa yang ada dibalik
realitas, baik melalui percobaan ataupun observasi. Lebih lanjut Kohlberg (1995
: 68 ), menggambarkan bahwa pada anak umur 10 sampai 16 tahun perkembangan
moralnya bercirikan sebagai berikut, diantaranya :
§ Orientasi
pada hukuman dan ganjaran serta pada kekuatan fisik dan material.
§ Orientasi
anak manis berusaha mempertahankan harapan dan memperoleh persetujuan
kelompoknya.
§ Orientasi
otoritas, hukuman dan kewajiban untuk mempertahankan tata tertib yang tetap
diyakini sebagai nilai utama.
3. Prinsip
Penyediaan Peluang dan Pengalaman Praktis. Pada kedaan ini peran aktif siswa
sangat berpengaruh sekali terhadap psikologisnya, pengajaran yang dia alami
akan lebih berarti disbanding dengan kata – kata. Confusius pernah menekankan
arti pentingnya belajar dari pengalaman. Dengan perkataan :“Saya dengar dan
saya lupa”.“Saya lihat dan saya ingat”.“Saya lakukan dan saya Faham”.
4. Integrasi
Pemahaman dan Pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman akan menimbulkan
kegiatan pembelajaran akan tampak semakin nyata manfaat dan tujuan dari sebuah pembelajaran.
5. Prinsip
Fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi
keidupan selanjutnya. Dalam artian seseorang yang telah belajar dia akan mudah
untuk menjalani rintangan kehidupan, dan seseorang yang telah belajar tidak pernah
jatuh pada lubang yang sama.
6. Prinsip
Menggembirakan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti,
tentu seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Menurut Dori
Wuwur Hendrikus belajar harus menimbulkan rasa senang, jika tidak akan menambah
beban hidup.
Metode mengajar
terdiri dari beberapa macam, mulai dari yang tardisional–konvensional sampai
yang modern–kontemporer. Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam proses
belajar mengajar.
Para pakar
menyebutkan beberapa macam metode dalam pembelajaran. Pupuh Fathurohman
mengatakan metode terdiri dari : Metode Proyek, Metode Eksperimen, Metode
Penugasan, Metode Diskusi, Metode Sosiodrama, Metode Demontrasi, Metode Problem
Solving, Metode Karyawisata, Metode Tanya Jawab, Metode Latihan, Metode
Ceramah. Kemudian seiring dengan Pupuh Fathurahman, Drs. Mahmud, M.Si dan Tedi
Priatna M.Ag sepakat dengan macam metode yang dipaparkan oleh Pupuh
Fathurahman.
Berbeda dengan
Dra. Ihat Hatimah beliau memaparkan bahwa macam metode lebih kurang ada tiga
puluh macam, yang pada kesempatan ini akan saya coba paparkan satu persatu :
1. Metode
DIAD
Metode
DIAD Yaitu cara komunikasi diantara dua orang baik secara lisan maupun tertulis
terutama menyangkut identitas dari masing – masing Pribadi.
2. Metode
Tanya Jawab
Metode
Tanya Jawab yaitu cara penjelasan informasi yang pelaksanaannya saling bertanya
dan menjawab antara sumber belajar dengan warga belajar. Sadker mengklasifikasikan pertanyaan
itu berdasarkan Taksonomi Bloom, yaitu 6 (enam) jenis pertanyaan dari tingkat
terendah sampai tingkat tertinggi, diantaranya yaitu :
a. Pertanyaan pengetahuan atau ingatan
(knowledge or recall quetions)
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension
quetions)
c. Pertanyaan penerapan (apllication
quetions)
d. Pertanyaan analis (analisysis
quetions)
e. Pertanyaan sintesis (synthesis
quetions)
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation
quetions)
3. Metode
BROKEN SQUARE
Metode
Broken Square yaitu cara penyusunan pecahan – pecahan Bujur sangkar yang
dilakukan oleh empat atau lima kelompok menjadi bentuk bujur sangkar.
4. Metode
Ceramah
Metode
Ceramah yaitu cara penyampaian informasi secara lisan yang dilakukan oleh
sumber belajar kepada warga belajar. Sudah sejak lama metode ini digunakan oleh para guru dengan
alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya
kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang
mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak
setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar.
Metode ceramah bergantung kepada
kualitas kepribadian guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur,
kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan,
yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara
mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru
kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan
metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir
untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan
tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.
Dari definisi metode ceramah
diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi
belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan
oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.
Berdasarkan definisi metode
ceramah, dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan
keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya
searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills)
dan guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional
yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Adapun dalam hal penggunaan, metode
ceramah sesuai digunakan apabila : tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan
informasi baru, isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru, isi pelajaran
harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk kelompok
tertentu, membangkitkan minat terhadap mata pelajaran, isi pelajaran tidak
diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama dan untuk mengantar penggunaan
metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian tugas-tugas belajar.
Metode ceramah tidak sesuai
digunakan apabila: tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi, isi
pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama, isi pelajaran kompleks,
rinci, atau abstrak.
Segi
kebaikan dari metode ceramah antara lain:
a. Dalam waktu relatif singkat dapat
disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b. Organisasi kelas lebih sederhana,
tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-murid seperti pada metode yang
lain.
c. Guru dapat menguasai seluruh kelas
dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d. Apabila penceramah berhasil baik,
dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang
murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
Segi
kekurangan dari metode ceramah :
a. Guru sukar untuk mengetahui
pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.
b. Kadang-kadang guru sangat mengejar
disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat
penekanan.
c. Pendengar cenderung menjadi pasif
dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru
menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.
d. Apabila penceramah tidak
memperhatikan kondisi dari anak didik, ceramah dapat bersifat membosankan. Sebaliknya
guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.
5. Metode
Brainstorming
Metode
Brainstorming atau curah pendapat yaitu cara menghimpun gagasan atau pendapat
dari setiap warga belajar tentang suatu permasalahan.
6. Metode
Sambutan Melingkar
Metode
Sambutan Melingkar yaitu suatu cara untuk menghimpun pendapat warga belajar,
yang pelaksanaannya setiap warga belajar harus mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan permasalahan yang diajukan oleh sumber belajar secara bergiliran dalam
keadaan tempat duduk yang melingkar.
7. Metode
Diskusi Kelompok
Gage dan Berliner (1984: 486)
mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi
pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya mendefinisikan
metode diskusi secara tepat.
Girlstrap dan Martin (1975: 15)
mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah
orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu
topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan
semua fakta memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada uraian diatas,
dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu kegiatan
belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang
yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang
menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban
terhadap topik yang didiskusikan. Dapat juga didefinisikan Metode
Diskusi Kelompok yaitu cara pembahasan suatu masalah oleh jumlah anggota
kelompok untuk mencapai suatu kesepakatan.
Berikut
beberapa kelebihan metode diskusi :
a. Metode diskusi dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri
bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga
bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Berikut
beberapa kelemahan metode diskusi :
a. Sering terjadi pembicaraan dalam
diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
b. Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d. Dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.
8. Metode
Rembuk Sejoli
Metode
Rembuk Sejoli yaitu cara pemecahan suatu masyalah yang pelaksaanaannya warga
belajar dalm kelompok dibagi secara berpasangan kemudian dalam waktu yang
singkat masing – masing kelompok membahas suatu masalah dan diakhiri dengan
penyampaian laporannya oleh masing – masing juru bicara dalam kelompok besar.
9. Metode
Buzz Group
Metode
Buzz Group yaitu cara pembahasannya suatu masalah yang pelaksanaannya warga
belajar dibagi beberapa kelompok antara tiga sampai enam orang membahas suatu
masalah yang diakhiri dengan penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru
bicara pada kelompok besar.
10. Metode
Phillips 66
Metode
Phillips 66 yaitu cara pembahasan masalah yang pelaksanaanya warga belajar
dibagi dalam kelompok kecil terdiri dri enam orang dan dalam waktu enam menit
membahas suatu masalah yang diakhiri dengan penyampaian laporan oleh setiap
juru bicara dalam kelompok kecil.
11. Metode
Fish Bowl
Metode
Fish Bowl atau metode cawan ikan yaitu cara pemecahan masalah melalui diskusi
yang pelaksanaannya warga belajar dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
dalam dan kelompok luar. Yang melaksankan diskusi yaitu kelompok dalam,
sedangkan kelompok luar berperan sebagai pendengar yang satu waktu bisa pindah
pada kelompok dalam untuk mengemukakan pendapat.
12. Metode
Membaca dan Berdiskusi
Metode
Membaca dan Berdiskusi yaitu cara pembahasan suatu permasalahan melalui diskusi
dengan mengawali kegiatan dengan membaca terlebih dahulu.
13. Metode
Lukisan Kelompok
Metode
Lukisan Kelompok yaitu cara mengekspresikan gagasan oleh setiap kelompok dalam
bentuk gambar yang diakhiri dengan kegiatan diskusi yang baik yang bersifat
umum maupun bersifat khusus.
14. Metode
Karangan Kelompok
Metode
Karangan Kelompok yaitu cara pengekspresian gagasan oleh setiap kelompok dalam
bentuk karangan kelompok yang diakhiri dengan kegiatan diskusi baik yang
bersifat umum maupun khusus.
15. Metode
Forum Musik
Metode
Forum Musik yaitu cara pembahsan sesuatu hal yang diawali dengan mendengarkan
musik terlebih dahulu oleh warga belajar.
16. Metode
Penelaahan Induktif Kitab Suci
Metode
Penelaahan Induktif Kitab Suci yaitu cara penelaahan sesuatu ayat Kitab Suci yang
dikemukakan oleh sumber belajar.
17. Metode
Pembahasan Mendalam Kitab Suci
Metode
Pembahasan Mendalam Kitan Suci yaitu cara pembahasan ayat – ayat Kitab Suci yang
dikemukakan oleh warga belajar baik secara lisan maupun tertulis.
18. Metode
Demontrasi
Metode
Demontrasi yaitu cara memperagakan sesuatu hal yang pelaksanaannya diawali oleh
peragaan sumber belajar kemudian diikuti oleh warga belajar. Kelebihan dari metode demonstrasi
yaitu: dapat memberikan gambaran kongkrit, siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung, dapat memusatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran dan dapat
merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan baru. Kekurangan atau kelemahan
dari metode demonstrasi yaitu: memerlukan persiapan yang matang, menurut
peralatan yang mengacu untuk semua siswa dan menentukan kegiatan lanjutan
(follow up).
19. Metode
Resitasi/Penugasan
Metode
Resitasi yaitu cara pemberian tugas yang dilakukan oleh sumber belajar kepada
warga belajar yang pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar
kelas, serta dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Adapun kelebihan dari metode
penugasan ini yaitu : berhubungan dengan prinsip cara belajar siswa aktif
(CBSA), dapat mengembangkan sifat kemandirian pada diri siswa, dapat
memperdalam materi pembelajaran, dapat merangsang gairah belajar siswa, dapat
mengembangkan kreativitas melatih rasa tanggung jawab pada diri siswa dan dapat
mengembangkan kreativitas dan aktivitas siswa. Adapun kelemahan dari metode ini
yaitu : kadang – kadang tidak terjadi kerelevanan antara tugas dengan materi
yang dipelajari dan pengerjaan tugas kurang kontrol bila dilaksanakan di luar
jam pelajaran.
20. Metode
Drill/Latihan
Metode
Drill yaitu cara melatih warga belajar tentang kegiatan – kegiatan tertentu
secara berulang-ulang dengan materi yang sama.
21. Metode
Symposium
Metode
Symposium yaitu cara penyimpanan materi secara lisan dilakukan berupa kegiatan
ceramah oleh beberapa orang narasumber.
22. Metode
Panel
Metode
Panel yaitu cara pembahasan suatu masalah melalui suatu kegiatan diskusi yang
dilakukan oleh beberapa ahli dari berbagai keahlian dihadapi oleh warga
belajar.
23. Metode
Forum/Diskusi Panel
Metode
Forum Panel merupakan pengembangan dari metode panel. Metode Forum Panel sama
dengan Metode Diskusi Panel.
24. Metode
Seminar
Metode
Seminar yaitu cara penyampaian informasi brdasarkan hasil penelitian yang
diikuti dengan kegiatan diskusi oleh seluruh warga belajar dibawah bimbingan
sumber belajar.
25. Metode
Studi Kasus
Metode
Studi Kasus yaitu cara penelaahan suatu kasus nyata dilapangan melalui kegiatan
penelitian, yang diakhiri dengan kegiatan penyampaian laporan.
26. Metode
Colloquy
Metode
Colloquy yaitu cara pembahasan suatu permasalahan yang dilakukan oleh tiga atau
empat orang narasumber dengan didasarkan kepada pertanyaan yang dilakukan oleh
tiga atau empat orang sebagai wakil kelompok warga belajar.
27. Metode
Karyawisata
Metode
Karyawisata yaitu cara mengunjungi suatu tempat/objek tertentu dengan
melibatkan seluruh warga belajar, dengan kegiatan ada unsur karya dan unsur
wisata.
Kelebihan metode karyawisata yaitu : siswa akan memperoleh pengalaman langsung,
dapat meningkatkan minat perhatian siswa dalam mempelajari sesuatu dan dapat
memperkaya dan menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam kelas.
Adapun kekurangan metode karyawisata yaitu : memerlukan persiapan yang relative
lama dan cukup matang, memerlukan sarana dan biaya yang relative tinggi,
biasanya persiapan kurang matang untuk dapat menggabungkan tujuan dan memiliki
resiko yang tinggi.
28. Metode
Simulasi
Metode
Simulasi yaitu cara permainan yang merupakan cuplikan satu situasi kehidupan
nyata yang diangkat dalam kegiatan belajar. Keuntungan dari penggunaan metode
simulasi yaitu : dapat menciptakan kesenangan dan kegembiraan pada diri siswa
dalam proses pembelajaran, dapat mengurangi keabstrakan pada diri siswa dalam
proses pembelajaran, dapat memberikan pengarahan dan petunjuk sederhana dalam
proses pembelajaran dan dapat melatih siswa berfikir secara kritis.
Adapun kelemahan dari penggunaan metode
simulasi yaitu : memerlukan waktu relatif lebih lama dan biaya yang relatif
mahal, memerlukan sistem pengelompokan yang cukup luwes dan kompleks, banyak
menuntut imajinasi dan improfisasi guru dan siswa dalam pelaksanaannya dan
sulit bagi siswa berperan sesuai dengan peranan tokoh yang dimainkan.
29. Metode
Role Playing/Bermain Peran
Metode
Role Playing yaitu cara permainan yang pelaksanaannya berupa peragaan secara
singkat oleh warga belajar dengan tekanan utama pada karakteristik/ sifat
seseorang dengan dasar memerankan cuplikan tingkah laku dalam situasi tertentu,
yang dilanjutkan dengan kegiatan diskusi tentang masalah yang baru diperagakan.
30. Metode
Socio Drama
Metode
Socio Drama penerapan dan langkah–langkahnya pada prinsipnya sama dengan metode
Role Playing yaitu sama–sama termasuk rumpun metode permainan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode
pembelajaran adalah cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah
dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
B. Saran
Hal yang perlu diperhatikan bahwa tidak ada suatu model
pengajaran yang paling baik dan sempurna. Setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Semakin berkembangnya zaman dan
tekhnologi, menyebabkan metode pembelajaran semakin berkembang dan beragam.
Sehingga, guru disarankan untuk memahami dan dapat menginovasikan metode-metode
dalam penerapan belajar mengajar, serta mampu memilih metode yang cocok dan
relevan dengan materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Ihat,
Hatimah. 2000. Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung : ANDIRA
Pupuh,
Fathurrahman. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Tunas Nusantara.
Syaiful
Bahri, Djamarah dan Aswan Zein. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
0 komentar:
Post a Comment