BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup
berkelompok, bersama-sama serta saling
berhubungan satu sama lain dengan demikian maka perlu adanya kepemimpinan. Seperti didunia bisnis dan didunia lain pendidikan. Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa lembaga / organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
berhubungan satu sama lain dengan demikian maka perlu adanya kepemimpinan. Seperti didunia bisnis dan didunia lain pendidikan. Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa lembaga / organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin
sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari
seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya
pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah
memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai
konsep dan teori kepemimpinan.
Pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul
bersamaan dengan adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman Nabi dan nenek
moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama untuk
mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Pada
soal itu seorang yang dijadikan pemimpin adalah orang yang paling kuat, paling
cerdas dan paling pemberani. Jadi kepemimpinan muncul karena adanya peradaban
dan perkumpulan antara beberapa manusia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kepemimpinan ?
2. Apa
sebab-sebab munculnya kepemimpinan ?
3. Bagaimana
tipe dan gaya kepemimpinan ?
4. Apa saja
syarat-syarat kepemimpinan ?
5. Jelaskan
teori kepemimpinan !
C.
Tujuan
1. Kita
mampu mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Kita
mampu mengetahui sebab musabab munculnya kepemimpinan.
3. Kita
mampu mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan.
4. Kita
mampu mengetahui syarat-syarat kepemimpinan.
5. Kita
mampu mengetahui teori kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang
memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai
objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung
jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja
dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan
setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian
memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok
orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian
kepemimpinan, antara lain:
·
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi,
dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961,
24).
·
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang
memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal,
Hemhiel & Coons, 1957, 7).
·
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama
(Rauch & Behling, 1984, 46).
·
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik
untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala
keinginannya.
·
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi
arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan
untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
B.
Sebab
Musabab munculnya kepemimpinan
Mengenai sebab-musabab munculnya pemimpin telah
dikemukakan berbagai pandangan dan pendapat yang mana pendapat tersebut berupa
teori yang dapat dibenarkan secara ilmiah, ilmu pengetahuan atau secara
praktek. Munculnya pemimpin dikemukan dalam beberapa teori, yaitu;
Teori pertama, berpendapat bahwa seseorang akan
menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain
ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini
tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin, hanya orang-orang yang mempunyai
bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka munculah istilah
“leaders are borned not built”. Teori ini disebut teori genetis.
Teori kedua, mengatakan bahwa seseorang akan
menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi
pemimpin. Setiap orang bisa memimpi asal diberi kesempatan dan diberi pembinaan
untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak mempunyai bakat atau pembawaan. Maka
munculah istilah “leaders are built not borned”. Teori ini disebut teori
social.
Teori ketiga, merupakan gabungan dari teori
yang pertama dan yang kedua, ialah untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat
dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan
bakat ini tergantung kepada lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut
teori ekologis.
Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut
teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu
saja, karena ia mepunyai kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu.
Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak diperlukan, ia
tidak akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin
meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang
lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah
meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan
evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga
pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan
perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
C.
Tipe dan
Gaya kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak
dan kepribadian sendiri yang khas. Sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya pasti akan selalu mewarnai perilaku
dan tipe kepemimpinannya.
Para tokoh sarjana membagi tipe kepemimpinan
menjadi 8 :
1) Tipe
kharismatik
2) Tipe
paternalistic
3) Tipe
militeristis
4) Tipe
otokratis
5) Tipe
Lousser Faire
6) Tipe
Populistis
7) Tipe Administratif
8) Tipe
Demokratis
W.J. Raddin dalam artikelnya what kind of
manager menentukan watak dan tipe pemimpin atau tiga pola dasar, yaitu :
ü Berorientasikan
tugas ( task orientation )
ü Berorientasikan
hubungan kerja ( relationship orientation )
ü Berorientasikan
hasil yang efektif ( effectives orientation )
Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi
tersebut, dapat ditentukan 8 tipe kepemimpinan dan memiliki sifat-sifat
tersendiri, yaitu :
1) Tipe
deserter ( pembelot )
2) Tipe
birokrat
3) Tipe
misionaris
4) Tipe
developer ( pembangun )
5) Tipe
otokrat
6) Benevolent
autocrat ( otokrat yang bijak )
7) Tipe
compromiser ( kompromis )
8) Tipe
eksekusi.
D.
Syarat-Syarat
Kepemimpinan
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan
selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
o Kekuasaan
Ialah
kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
o Kewibawaan
Ialah
kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu “mbawani” akan mengatur
orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin dan tersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
o Kemampuan
Yaitu :
segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau ketrampilan teknis maupun
sosial, yang dianggap melebihi dan kemampuan anggota biasa.
Stoq Dill dalam bukunya “Personal Factor Associated With Leadership” menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan yaitu :
Stoq Dill dalam bukunya “Personal Factor Associated With Leadership” menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan yaitu :
-
Kapasitas
-
Prestasi
-
Tanggung jawab
-
Partisipasi
-
Status
Sedangkan
menurut Earl Nightingale dan Whitf Schult mengemukakan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan dan syarat sebagai berikut :
-
Kemandirian
-
Besar rasa ingin tahu
-
Multi – terampil atau memiliki kepandaian
beraneka ragam
-
Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka
berkawan
-
Selalu ingin mendapatkan yang sempurna
-
Mudah menyesaikan diri ( beradaptasi )
-
Sabar dan ulet
-
Komunikatif serta pandai berbicara
-
Berjiwa wiraswasta
-
Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan berani
mengambil risiko
-
Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya
-
Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu
pengetahuan
-
Memiliki motivasi tinggi
-
Punya imajinasi tinggi
Dari beberapa kelebihan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan anggota-anggotanya. Adab dengan kelebihan-kelebihan
tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya dan yang paling lebih
utama adalah kelebihan moral dan akhlak.
E.
Teori Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu
membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya
yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru.
Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari
masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang
kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar
belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin,
sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan
(Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan
kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui
usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang
menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan
lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu
dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
1. Teori-teori
dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas,
daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan
merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
Ø Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan
tugas organisasi.
Ø Berorientasi
kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan
ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c) Teori Situasional
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional
yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan
oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut.
Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri
kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan
dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a. Model
kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain
berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan
fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal
pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan
sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi
pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak
bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah
menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan
dan kebutuhan bawahan.
b. Model ”
Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan
seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya
dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang
bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: * Hubungan
atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang harus dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan pemimpin
tergolong kuat.
c. Model
Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas
kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat
untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi
kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang
berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan
dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ”
Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini
adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah
satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus
dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan
bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan
faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran
serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku
pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu
disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian
ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta
bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin
dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai
subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun
mempengaruhi. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi
tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti
dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi
teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga
pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan
perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak
dan kepribadian sendiri yang khas. Sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya pasti akan selalu mewarnai perilaku
dan tipe kepemimpinannya. Para tokoh sarjana membagi tipe kepemimpinan menjadi
8 : Tipe kharismatik, Tipe paternalistic, Tipe militeristis, Tipe otokratis,
Tipe Lousser Faire, Tipe Populistis, Tipe Administratif, Tipe Demokratis.
Seorang pemimpin itu harus memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan anggota-anggotanya. Adab dengan
kelebihan-kelebihan tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya
dan yang paling lebih utama adalah kelebihan moral dan akhlak.
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Teori dalam
Kepemimpinan ada 3 yaitu Teori Sifat,
Perilaku dan Situasional.
B. Saran
Buat para pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
digunakan sebagaimana mestinya. Diharapkan agar dapat memahami maksud dan isi
dari tulisan serta dapat memberikan kontribusi yang membangun terhadap
pengembangan tulisan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Karjadi.
1987. Kepemimpinan
( Leadership ). Bogor: Erlangga
Kartini
Kartono. 1998. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Khaerunisa.
2012. Definisi Kepemimpinan dan Tipe Kepemimpinan. http://khaerunisa.blogspot.com/2012/05/definisi-kepemimpinan-tipe-kepemimpinan.html. Akses : Desember 2012
Soeharto
dan Rujiatmojo. 1984. Ikhtisar Kepemimpinan Dalam Administrasi Negara
Di Indonesia. Jakarta: Kanisius
Sunindhia,
SH. 1993. Kepemimpinan
Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Winardi.
1979. Asas-Asas
Manajemen. Bandung: Alumni
0 komentar:
Post a Comment