I. Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting
dalam pembangunan di setiap Negara serta pendidikan dipandang sebagai sarana
untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan untuk beberapa masalah tertentu,
kesejahteraan Negara dibebankan kepundak sekolah dan universitas.
Menurut UU No.20 Tahun 2004 pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
peserta didik melalui proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai.
Dimana tujuan pendidikan yaitu
mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagaman,
pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia serta
memiliki keterampilan yang dipelukan sebagai anggota masyarakat dan warga
Negara.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka
disusunlah kurikulum. Namun diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang
sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang. Hal ini disebabkan
karena kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak
dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan namun yang menjadi
masalah pada sistem pendidikan yaitu kurangnya evaluasi yang efektif. Hal ini
terjadi karena kurangya informasi yang dapat diandalkan tentang hasil
pendidikan praktek dan programnya serta kurangnya suatu sistem yang standar
untuk memperoleh informasi tersebut.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan
salah satu langkah kearah perbaikan. Dengan melakukan evaluasi maka dapat
memberikan pendekatan yang banyak lagi dalam memberikan informasi kepada
pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Khususnya
dalam pembelajaran yang terjadi disekolah atau dikelas, guru adalah pihak yang
paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali
dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil
belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai
ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah
pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi ?
2. Apa
fungsi dan tujuan evaluasi ?
3. Bagaimana
kedudukan dan prosedur evaluasi dalam pembelajaran ?
4. Apa
yang menjadi subjek dan sasaran evaluasi ?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
2. Untuk
mengetahui kedudukan dan prosedur evaluasi dalam pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui fungsi dan tujuan evaluasi.
4. Untuk
mengetahui subjek dan sasaran evaluasi.
II.
Pembahasan
A.
Pengertian
Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal
dengan measurement dalam bahasa Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur sesuatu. Mengukur pada haknya adalah membandingkan sesuatu dengan atas
besar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran berupa
thermometer, hasilnya: 360 Celcius, 380 Celcius, 390
Celcius dan seterusnya. Contoh lain: Dari 100 butir soal yang diajukan dalam
tes, Ahmad menjawab dengan betul sebanyak 80 butir soal. Dari contoh tersebut
dapat dipahami bahwa pengukuran itu sifatya kuantitatif.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif
itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) Pengukuran yang dilakukan
bukan untuk menguji sesuatu; misalnya; pengukuran yang dilakukan oleh penjahit
pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan
sebagainya. (2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu; misalnya:
pengukuran untuk menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat ,
pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar, dan sebagainya. (3)
Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu;
misalnya: mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai
rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar.
Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.
Penilaian berarti menilai sesuatu.
Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mendasarkan diri atau berpengang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya.
Jadi penilaian itu sifatnya kualitatif. Dalam contoh diatas tadi,
seorang yang suhu badannya 360 celcius termasuk orang yang normal kesehatannya,
dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya. Dari 100 butir
soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad; dengan demikian dapat
ditentukan bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai.
Istilah evaluasi berasal dari sebuah
kata Bahasa inggris, yaitu “Evaluation”. Norama E. Gronlund (1976 : 30)
menyatakan bahwa “Evaluation includes a number of technigues thal are
indispensable to the teacher… . However, evaluation is a process - it is a
continuous process which underlines all good teaching and learning”. Evaluasi
mencangkup semua teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru. Evaluasi
bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu proses
yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu poses
yang sistematik dan sinambung, untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan efektivitas pencapaian tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Seorang guru harus memahami berbagai
teknik dalam melaksanakan evaluasi.
Edwind Wan dan Gerald W, Brown (1957 :
1) menyatakan bahwa “Evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu”. Sesuai dengan pendapat diatas, evaluasi
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk menentukan
nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
Sesuai dengan prinsip belajar yang
menyatakan bahwa belajar merupakan proses terjadi perubahan tingkah laku dalam
diri siswa, dengan sendirinya evaluasi dapat dijadikan alat untuk mengetahui
perubahan tersebut. Imi berarti bahwa
dalam proses pembelajaran harus ada kriteria tertentu yang dapat
dijadikan patokan untuk melaksanakan evaluasi.
Evaluasi adalah mencakup dua kegitan
yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup pengukuran dan penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat
menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukan pengukuran,
dan wujud dari pengukuran itu adalah
pengujian, dan dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal
dengan istilah tes.
Dari pengertian-pengertian evaluasi yang
telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa evaluasi sifatnya lebih luas dari
pada pengukuran. Evaluasi meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran
hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif, sedangkan evaluasi selain menyangkut
pengukuran tersebut berlanjut dengan pemberian nilai berupa keputusan-keputusan
maupun nilai tingkah laku yang yang diukur. Dengan demikian istilah evaluasi,
pengukuran, dan penilaian dapat dibedakan. Istilah pengukuran menunjuk pada
segi kuantitas, istilah penilaian menunjuk pada segi kualitas, dan istilah
evaluasi berkenaan dengan keduanya, yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi
tidak hanya menyangkut gambaran tingkah laku secara kuantitatif, tetapi juga
secara kualitatif. Dalam evaluasi terkandung makna pengukuran yang sifatnya
kuantitatif dan penilaian yang sifatnya kualitatif.
Antara evaluasi, pengukuran dan
penilaian terdapat hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan. Norman E.
Gronlund melukiskan hubungan ketiganya sebagai berikut:
1. Evaluasi
adalah deskripsi kuantitatif siswa (pengukuran) yang ditetapkan dengan
penentuan nilai
2. Evaluasi adalah deskripsi kualitatif siswa
(tanpa pengukuran) yang ditetapkan dengan penentuan nilai.
Dengan demikian, evaluasi dapat
ditentukan dengan melalui pengukuran dan bisa pula tanpa melalui pengukuran.
B.
Fungsi
dan Tujuan Evaluasi
1. Fungsi
Evaluasi
Untuk mengetahui perkembangan dan
kemajuan prestasi belajar siswa perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi tidak hanya
memberikan gambaran tentang kemampuan yang dimiliki siswa, tetapi bisa pula
untuk memberikan informasi lain. Misalnya tentang sikap, minat, bakat, dan
kepribadian siswa dalam kegiatan pembelajaran atau sesudahnya. Selain dari pada
itu evaluasi bisa pula bermanfaat untuk menentukan kebijakan dan balikan.
Peranan evaluasi begitu hakiki
dalam situasi pembelajaran. Data evaluasi yang dikumpulkan secara
hati-hati membantu guru dalam memahami
siswa, merencanakan pengalaman belajar bagi siswa, dan merumuskan tujuan instruksional
didasari oleh informasi yang akurat, relevan, dan komprehensif.
Secara terinci, fungsi evaluasi
tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Ø Sebagai
alat seleksi
Evaluasi dapat digunakan untuk
melakukan penyaringan dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah. Dengan
evaluasi dapat ditentukan sejumlah siswa tertentu yang memenuhi syarat dari
sejumlah siswa pendaftar sebagai calon siswa yang diterima. Penetapan jumlah
siswa yang terbaik ini tidak hanya berkisar dalam seleksi penerimaan siswa
baru, tetapi sering pula diterapkan dalam penentuan siswa yang lebih berhak
untuk mendapatkan kesempatamn tertentu. Misalnya dalam penetapan calon penerima
beasiswa, pelajar teladan, kenaikan kelas, kelulusan suatu program, dan
penerima penghargaan lainnya.
Ø Sebagai
alat pengukur keberhasilan
Fungsi
evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk mengukur seberapa jauh
tujuan instruksional dapat dicapai setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Ø Sebagai
alat penempatan
Penempatan yang cocok dengan
kondisi masing-masing siswa lebih memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat
dan kemampuannya secara optimal, sehingga hasil belajarnya pun akan mencapai
tujuan dengan baik.
Ø Sebagai
alat diagnotik
Seorang guru yang rajin dan cermat,
apabila telah melaksanakan evaluasi, ia tidak selesai hanya sampai dengan
pemberian nilai untuk masing-masing siswa, tetapi diteruskan dengan memeriksa
setiap jawaban yang diberikan oleh siswa pada setiap butir soal. Dengan
kegiatan ini ia dapat mengetahui setiap butir soal yang dijawab oleh kebanyakan
siswa dengan benar dan butir soal yang dijawab salah oleh kebanyakan siswa.
Lebih dari itu, guru dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menjawab soal tersebut.
Dengan dilakukannya kegatan ini,
guru mendiagnose kesulitan belajar siswa, ia bisa mengetahui letak kelemahan
dan kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah
diajarkan. Dari hasil hasil diagnose ini guru dapat mengambil langkah untuk
memberikan upaya menyembuhan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat
kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial.
2. Tujuan
Evaluasi
Sesuai dengan fungsi evaluasi yang
telah dikemukakan, evaluasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
Ø Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat seleksi terkandung di dalamnya tujuan evaluasi,
yaitu untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan dan
jenjang pendidikan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar siswa menempuh program
pendidikan tersebut berjalan lancar.
Ø Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan dan diagnostic mengetahui
seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalm proses pendidikan yang telah
dilaksanakan. Apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan
atau belum. Kalau belum perlu dicari factor penyebat yang menghambat tercapainya
tujuan tersebut. Selanjutnya dapat dicari jalan untuk mengatasinya.
Ø Dalam
fungsi evaluasi sebagai alat penempatan, evaluasi bertujuan untuk menentukan
pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat dan kemanpuannya. Hal
ini dimasudkan agar pendidikan yang ditempuhnya berjalan lancar.
Ø Evaluasi
dalam rangka kegiatan pembelajaran dikenal dalam istilah tes awal, yaitu
evaluasi yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Evaluasi
ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami bahan
pelajaraan yang akan dipelajarinya. Dengan tes awal ini dapat diketahui apakah
siswa telah menguasai konsep-konsep prasyarat untuk dapat memahami
konsep-konsep baru yang dipelajarinya.
Ø Dalam
rangka promosi, evaluasi bertujuan untuk mendapatkan bahan informasi dalam
menentukan siswa untuk naik kelas atau mengulang pada tingkat kelas yang sama.
Jika berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah mata pelajaran yang ditempuh
siswa tersebut telah memenuhi kriteria untuk naik kelas, maka siswa tersebut
tentunya dinaikkan tingkat kelasnya. Jika tidak, dengan diberikan nasihat ia
tinggal kelas.
Ø Secara
intuitif, seorang guru dalam mengajar telah berusaha untuk memilih metode
mengajar yang paling tepat sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan, ataupun
sifat materi yang disajikan. Begitu pula dengan tujuanyang telah dirumuskan.
Namun adakalanya setelah dievaluasi ternyata hasil belajar siswa tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Disini evaluasi bertujuan untuk mengetahui taraf
efisiensi metode yang digunakan.
C.
Kedudukan
dan Prosedur Evaluasi dalam pembelajaran
1. Kedudukan
Evaluasi
Sesuai dengan fungsi dan tujuan
evaluasi dalam pendidikan, kedudukan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran
berada sebelum, selama, dan sesudah kegiatan belajar berlangsung. Sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, evaluasi telah berjalan yang dilakukan oleh
pihak sekolah, terutama guru. Hal-hal yang dievaluasi diantaranya meliputi
calon siswa mengenai usia, kematangan kognitif, kondisi fisik, kesiapan sarana
dan prasarana sekolah. Evaluasi semacam ini lebih condong pada fungsinya
sebagai alat seleksi dan penempatan. Pelaksanaannya bisa melalui tes tertulis,
lisan, perbuatan ataupun dengan pertimbangan melalui pengamatan atau observasi.
Kedudukan evaluasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dimasukkan sebagai evaluasi yang dilakukan dalam
interval waktu pelajaran dimulai hingga saat berakhirnya kegiatan pembelajaran.
Kedudukan evaluasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung lebih condong pada
fungsi evaluasi sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektivitas (keberhasilan)
proses pembelajaran dan diagnostik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung
secara sadar hendaknya guru mengevaluasi setiap langkah atau kegiatan yang
sedang dilaksanakan. Hal ini dimasukkan agar pelaksanaan kegiatan tersebut
selalu berjalan sesuai dengan program satuan pelajaran yang telah dibuat.
Setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung dapat melaksanakan evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar
siswa, baik individual ataupun kelompok. Dari hasil evaluasi tersebut dapat
diketahui pula kelemahan dan kelebihan siswa dalam memahami konsep-konsep yang
telah dipelajari, sehingga pengajaran remedial dapat dilaksanakan dengan baik.
Jadi kedudukan evaluasi pendidikan,
ditinjau dari segi waktu pelaksanannya terdiri dari jenis, yaitu sebelum,
selama dan sesudah kegiatan belajar berlangsung. Ditinjau dari sudut
transformasi pendidikan, kedudukan evaluasi berperan untuk mengevaluasi input,
proses, out put, tujuan dan balikan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
dalam kegiatan yang datang. Balikan ini terutama ditujukan untuk peninjauan
input maupun proses. Balikan tersebut bila diungkapkan berupa input yang kurang
baik, seleksi yang kurang tepat, guru dan personalitas kurang berkualitas dan
kurang tepatnya fungsi dan tugas, materi yang kurang cocok metode dan sistem
yang kurang memadai, kurangnya sarana penunjang, dan sistem administrasi yang
kurang baik.
2. Prosedur
Evaluasi
Prosedur evaluasi dimasudkan
sebagai langkah-langkah terurut yang harus ditempuh dalam melaksanakan
evaluasi. Langkah-langkah tersebut merupakan tahapan dari kegiatan permulaan
sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan evaluasi pendidikan.
Muchtar Buchari menyebutkan bahwa
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi terdiri
dari perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data dan
penafsiran.
Tahap perencanan meliputi kegiatan
merumuskan tujuan evaluasi yang akan dilaksanakan. Hal lain yang harus
dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menentukan aspek-aspek yang akan
dievaluasi, metode evaluasi yang akan dipakai, menyusun alat evaluasi yang akan
digunakan, dan menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Selanjutnya tahap pengumpulan data,
terdiri dari : pemeriksaan hasil, dan pemberian skor. Setelah pemberian skor
selesai kemudian dikelompokkan menurut tinggi rendahnya, jenis kelamin, atau
hal lain sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut. Langkah-langkah tersebut
dinamakan langkah verifikasi data. Setelah verifikasi, data tersebut dianalisis
atau diolah dengan menggunakan teknik analisis statistik, atau analisis non
statistik. Data kuantitatif bisal
angsung dengan menggunakan teknik analisis statistik, tetapi untuk data
kualitatif apabila akan diolah secara statistik harus ditransformasi dulu
menjadi data kuantitatif.
Tahaf akhir dalam prosedur evaluasi
adalah interpretasi. Interpretasi dimaksudkan sebagai pernyataan atau keputusan
tentang hasil evaluasi. Data interpretasi ini dilakukan atas dasar kriteria
tertentu yang telah disusun secara rasional atau telah dibakukan. Interpretasi
hasil evaluasi tersebut bisa berupa pernyataan atau keputusan yang diungkapkan
dengan kata-kata baik- cukup-buruk, tinggi-rendah-sedang, lulus-tidak lulus,
dan lain-lain.
D.
Subjek
dan Sasaran Evaluasi
1. Subjek
Evaluasi
Yang dimaksud subjek evaluasi
adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek
evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku.
2. Sasaran
Evaluasi
Sasaran evaluasi adalah segala sesuatu
yang menjadi titik pusat pengamatan evaluasi. Sasaran evaluasi terdiri dari
tiga bagian yaitu input, proses, dan out put.
III. Penutup
Kesimpulan
v Pengukuran
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu atau membandingkan
sesuatu atas dasar ukuran tertentu. (kuantiitatif)
v Penilaian
adalah pengambilan keputusan terhadap sesuatu setelah melakukan pengukuran.
(kualitatif)
v Evaluasi
adalah kegiatan yang meliputi mengukur dan menilai atau proses untuk menilai
sesuatu.
v Evaluasi
berfungsi sebagi alat selektif, alat pengukur, keberhasilan,alat penempatan,
alat diagnostic.
v Evaluasi
bertujuan untuk mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan
dan jenjang pendidikan tertentu, untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang
telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan, untuk menentukan
pendidikan lanjutan siswa agar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya,
dan mengetahui taraf kesiapan siswa dalam memahami pelajaran.
v Kedudukan
evaluasi dalam pembelajaran berada sebelum, selama, dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung.
v Prosedur
evaluasi terdiri dari perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis
data, dan penafsiran.
v Subjek
evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.
v Sasaran
evaluasi terdiri dari :
·
Input mencakup empat
aspek yaitu kemampuan, kepribadian, sikap dan intelegensi
·
Proses atau
Transformasi
·
Out put atau Keluaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. ________. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bina Aksara.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
Sukardi. 2008. Evaluasi
Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:Bumi Aksara.
0 komentar:
Post a Comment