A
|
ku. aku sangat mencintainya. Dalam tiap mimpi dan do’aku
selalu dia yang aku bahas dengan sang Khalik setelah do’a untuk kedua orang
tuaku , dengan hati terpincang sebelah
dan sebelahnya lagi ada padanya untuk saling melengkapi kisah hidup kami. Aku. Aku tidak tahu sela tentang dirinya, aku tidak paham tentang sikapnya, aku tidak bisa lupa tentangnya karena dirinya masihlah samar-samar. Masihlah terlalu muda untukku mencintainya.... masih terlalu awal bagiku untuk memulainya dan masih banyak kesalahan yang yang ada pada diri ini untuk membimbingnya. Aku , aku harus belajar. Belajar melupakannya untuk mencintainya..
dan sebelahnya lagi ada padanya untuk saling melengkapi kisah hidup kami. Aku. Aku tidak tahu sela tentang dirinya, aku tidak paham tentang sikapnya, aku tidak bisa lupa tentangnya karena dirinya masihlah samar-samar. Masihlah terlalu muda untukku mencintainya.... masih terlalu awal bagiku untuk memulainya dan masih banyak kesalahan yang yang ada pada diri ini untuk membimbingnya. Aku , aku harus belajar. Belajar melupakannya untuk mencintainya..
mungkinkah?
Iya! saya kira ini adalah satu pijakan awal untuk memulai
sesuatu yang belum dimulai. Ku akui cara mencintaiku berbeda dari yang lain,
aku tidak pernah hadir dalam hidupmu sebelum kita bersama dalam pelaminan. Aku
tidak pernah mendengar sahutan suara dari bibirnya sebelum ijab qabul antara
aku dan dia. Aku tidak pernah menyentuhnya sebelum aku memasangkan cincin
pernikahan di jari manisnya. Dan aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Aku
benar-benar mencintainya...Namun aku harus bertahan sendiri seperti ini untuk
mencintainya. KENAPA? karena inilah cara mencintaiku !
Kadang aku memikirkan, siapakah dirinya kelak..bagaimanakah
sosoknya kemudian dan bagaimanakah kami bersama nantinya serta cara kita
bertemu. yah! Ini adalah bom waktu dalam hubungan yang berbayang ini, malah ini
bukanlah suatu hubungan...tapi ini adalah cinta. Lima huruf satu kata, bahasa
yang dimengerti oleh kawula pecinta di seluruh dunia bahkan jauh sebelum aku
lahir.
Ku akui aku benar mencintainya, aku sangat
menyayanginya...sedihnya kelak adalah tangisku. Namun bahagianya adalah adalah
senyumnya yang memancar. Aku benar tak tega membuat rona senyumnya itu hilang dalam
terang. Seolah detik waktu hilang bersama senyumnya. Seolah detak jantung
yang menghilang setelah detakaannya.
Inilah caraku mencintainya....bahkan jika nantinya dia memiliki suami kemudian suaminya wafat.....
aku tetap kukuh ingin menemaninya dalam rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan warohmah. KENAPA? Sekali
lagi, karena inilah cara mencintaiku yang tulus dan ikhlas.
Adakah wanita seperti yang kuharapkan itu? Ataukah yang kuharapkan itu memang tidak ada? Wallahu alam..........
Notice *Love Iike a happy Shine in our heart! we never know
who is she/he The Best for our except Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment